Page 120 - Berbeda tapi Satu Jua – Kumpulan Cerpen Karya Murid SD di Kabupaten Kolaka
P. 120

KECEROBOHAN TRI


                                                   Oleh : Muh Try Zubair


                   Bel istirahat berdentang panjang. Seperti anak-anak pada umumnya, semua anak
               SDN 2 Lalombaa berhamburan keluar kelas. Ada yang ke kantin, ke perpustakaan, dan
               ada juga yang bermain. Bermain bola adalah kegemaran anak-anak lelaki. Tri adalah
               salah satunya. Dia kapten kesebelasan  kelas IV-A yang ingin  bertanding  melawan
               Mardi, kapten kesebelasan kelas IV-B yang terkenal jago bermain bola.
                   “Kita harus mengalahkan mereka, kesebelasan kita tidak boleh lagi kalah seperti
               minggu lalu.” Ucap Refan teman Tri, penuh semangat.
                   “Iya, kita tidak boleh kalah. Sekarang panggil mereka, kita tanding bermain bola.”
               Ucap Tri.
                   Mardi, kapten kesebelasan kelas IV-B dan teman-temannya datang menemui Tri di
               kelasnya.
                   “Jadi kamu mau bertanding lagi? menyerah aja. Tim kalian pasti kalah.” Ucap Mardi
               dengan nada mengejek.
                   “Enak saja kalau bicara, kali ini kami tidak akan kalah!” Jawab Tri dengan yakin.
                   “Kalau kami menang, bola di tanganmu itu jadi milik kami, kalau kami kalah, bola
               kami akan diberikan pada kalian.” Tantang Mardi.
                   “Baik!” Jawab Tri dengan mantap setelah berpikir sejenak.
                   “Tri, jangan lakukan itu!” Refan menimpali.
                   “Ah, kamu diam saja. Tenang saja!” Jawab Tri seenaknya.
                   Pertandinganpun segera dimulai. Berlangsung sangat seru. Ketika Tri menyundul
               bola, bola itu melenceng jauh ke arah kelas dan membentur kaca jendela. Kacanya
               pecah berserakan. Anak-anak kaget lalu bubar dan cepat-cepat masuk kelas masing-
               masing. Hanya Tri yang tertinggal di tengah lapangan. Dia kaget dan sangat takut
               akan dimarahi guru.
                   Seorang  guru yang melihat kaca yang pecah  berserakan  mendatangi  Tri yang
               masih diam di lapangan.
                   “Kamu yang memecahkan kaca jendela itu?” Tanyanya kemudian.
                   “Iya Pak. Aku tidak sengaja melakukannya.” Jawab Tri dengan perasaan takut.
                   “Sekarang juga, kamu ikut ke kantor. Menghadap pada kepala sekolah!” Kata pak
               guru dengan tegas sambil berlalu.
                   Teman-teman Tri yang tadinya hanya mengintip melalui jendela pun menghampiri
               Tri dan menemaninya menghadap kepala sekolah untuk mempertanggungjawabkan
               perbuatannya.  Di ruang  kepala  sekolah,  Tri, Mardi, beserta teman-teman mereka
               duduk di kursi mendengarkan nasihat kepala sekolah.
                   “Maafkan saya Pak. Saya dan teman-teman akan bertanggung jawab dan berjanji
               akan menggantinya.” Kata Tri.
                   “Iya Pak, kami akan menggantinya.” Sambung Mardi yang ikut merasa bertanggung
               jawab akibat dari duel bola kelompok mereka.
                   “Ya, kalian memang harus menggantinya. Berani berbuat harus berani bertanggung
               jawab. Satu hal lagi yang harus kalian ingat yaitu jangan main bola di lapangan sekolah.



                                                           95
   115   116   117   118   119   120   121   122   123   124   125