Page 125 - Berbeda tapi Satu Jua – Kumpulan Cerpen Karya Murid SD di Kabupaten Kolaka
P. 125
AKU GEMAR MEMBACA
Oleh : Farah Dibha Yanuar Sukarno
Aku dan teman-temanku ke sekolah dengan berjalan kaki melewati pematang
sawah, jembatan yang terbuat dari bambu dan sungai yang jernih mengalir di bawahnya.
Meski harus bersekolah di gedung yang sederhana, namun kami bahagia sebab
suasanya sejuk dan di kelilingi pemandagan yang indah. Jumlah murid di sekolahku
tidak banyak, kelas pun hanya ada 6 ruangan dan tidak ada gedung perpustakaan.
Tetapi di kampungku ada taman bacaan untuk anak-anak, letaknya ada di samping
kantor desa. Taman bacaan itu di kelola oleh Pak Dimas. Di sana, kami bisa membaca
secara gratis, dari siang hingga sore hari.
Aku sangat suka membaca buku dan menghabiskan waktu ke taman baca, saat
teman-temanku lebih memilih untuk bermain-main. Bahkan ketika Najwa mengajakku
untuk bermain ke rumahnya, aku justru balik mengajaknya untuk berkunjung ke taman
baca saja.
“Aku datang ke sini untuk mengajakmu bermain boneka ke rumaku, bukan ke
taman bacaan, kalau membaca buku itu nanti saja di sekolah.” Tutur Najwa dengan
nada kesal.
“Lebih baik belajar di taman baca, bukannya bermain terus. Coba lihat, karena
bermain terus, sampai sekarang kamu belum lancar membaca padahal kita sudah di
kelas 3.”
“Terserah kamulah, aku malas ke taman bacaan.” Kata Najwa marah dan memilih
pergi.
Keesokan harinya, di kelas, Bu Ani meminta kami untuk membaca buku yang
dibagikannya.
“Anak-anak, Ibu mempunyai buku cerita dan akan membagikan kepada kalian.”
Katanya.
Buku cerita pun dibagikan kepada semua murd yang berjumlah 17 orang. Ibu Ani
pun menguji kami untuk membaca. Hasilnya hanya 7 murid saja yang bisa membaca
sisanya masih terbata-bata.
“Dengar anak-anak, kalau kalian punya waktu di rumah, perbanyaklah untuk
berlatih membaca dan kurangi bermain. Kalian pernah dengar pepatah mengatakan,
buku adalah jendela dunia? Dengan banyak membaca, kalian akan menjadi pintar dan
memiliki wawasan luas. Apalagi di kampung kita ini telah ada taman bacaan, jadi tidak
ada alasan lagi untuk tidak membaca buku. ” Kata Bu Ani.
Najwa pun terinspirasi oleh ucapan Bu Ani. Keesokan harinya, Najwa menjemputku
ke rumah, bukan untuk mengajakku bermain lagi, melainkan pergi mengunjungi taman
bacaan. Kami pun jadi lebih sering menghabiskan waktu untuk membaca buku, dan
Pak Dimas senang melihat banyak warga desa yang datang untuk belajar di taman
baca.
*****
99

