Page 132 - Berbeda tapi Satu Jua – Kumpulan Cerpen Karya Murid SD di Kabupaten Kolaka
P. 132

PAK RASYA PEDULI LINGKUNGAN


                                                   Oleh : Rasya Malobu


                   Dulu,  warga di kampung  ini  sangat  memperhatikan  kebersihan  lingkungannya.
               Mereka  membuang  sampah  pada  tempat yang sesuai  dengan  jenis  sampah,  ada
               sampah non organik dan sampah organik. Mereka juga menata tanaman dengan rapi
               dan indah, serta membersihkan aliran got agar senantiasa lancar dan tak tergenang,
               suasana  asri pun tercipta dan terpelihara.   Hingga 5 tahun berlalu,  pemandangan
               berangsur berubah jadi tak seindah dulu. Kesadaran warga akan pentingnya menjaga
               kebersihan lingkungan menipis, terlebih hadiran pabrik-pabrik yang kerap membuang
               limbahnya sembarangan, yang turut berperan dalam kesemrawutan itu.
                   Suatu hari, Pak Rasya sedang berjalan-jalan di sekitar permukiman warga, namun
               sesuatu mengusiknya. Ada aroma busuk yang sangat menganggu.
                   “Bau apa ini? Sepertinya ada bangkai di sekitar sini.” Gumam Pak Rasya dalam
               hati.
                   Ia pun mencari arah dumber bau tersebut, dan alangkah terkejutnya ia mendapatkan
               tumpukkan sampah yang berceceran di salah satu lahan kosong.
                   “Ini tidak bisa dibiarkan, sebab kalau tidak ditangani dampaknya akan berimbas
               pada kesehatan warga, saya harus melaporkan ini ke Pak RT.” Gumamnya lagi.
                   Dalamperjalanan  menuju  rumah  Pak RT, ia bertemu  dengan  Pak Hary yang
               kebetulan sedang menuju ke tempat yang sama. Keduanya pun berbarengan menemui
               Pak RT.
                   “Begini  Pak RT, saya punya  usul  bagaimana  kalau  kita membersikan  sampah-
               sampah yang menumpuk di lahan kosong di dekat jalan raya, baunya sangat menyengat
               dan mengundang bibit penyakit.” Ungkap Pak Rasya membuka pembicaraan.
                   “Apa sebaiknya menyuruh yang punya lahan saja yang  membersikan sampah-
               sampah itu. Lagipula, itu masih kawasan pabrik. Sebagian dari sampah itu adalah
               sampah buangan pabrik juga. Jadi  kita tidak perlu repot.” Sanggah Pak Hary.
                   “Pabrik tetap kita tuntut bertanggung jawab juga, mereka harus menyediakan tempat
               pembuangan sampah yang secara rutin akan diangkut, bukan dibiarkan seperti itu.
               Ditambah dengan warga masyarakat yang membuang sampah ke situ, jadilah makin
               menumpuk dan aromanya sangat menusuk.  Ini semua demi kepentingan kita juga,
               Pak Hary. Bagaimana kalau hewan pembawa bibit penyakit itu hinggap ke makanan
               yang kita makan, pasti kita akan terserang penyakit.”Sambung Pak Rasya lagi.
                   Mendengar perdebatan itu,  Pak RT pun menengahi.
                   “Benar apa yang kalian usulkan, semua masalah ini adalah  milik kita bersama.
               Warga dan pemilik lahan yakni, pabrik. Jadi, nanti kita akan mengusulkan bagaimana
               solusi yang tepat,  agar  sampah-sampah  di lingkungan ini tidak bertebaran dan
               menumpuk di tempat yang tidak semestinya.”
                   Pak Rasya dan Pak Hary pun mengangguk, keduanya sepakat dengan jalan keluar
               yang ditawarkan Pak RT. Maka pada hari minggu, warga masyarakat dan pihak pabrik
               sebagai pemilik lahan, bergotong royong membersihkan tumpukan sampah. Sehingga
               tak ada lagi bau menyengat yang mengusik lingkungan. Tak hanya itu, pihak pabrik



                                                           105
   127   128   129   130   131   132   133   134   135   136   137