Page 60 - Berbeda tapi Satu Jua – Kumpulan Cerpen Karya Murid SD di Kabupaten Kolaka
P. 60

AKU BANGGA PUNYA KAKAK VIRA


                                            Karya: Bagoes B. Asriawan Putra


                   Aku Vino, aku punya kakak tiga tahun lebih tua dariku, dia bernama Vira, dia duduk
               di kelas VII SMP. Ada sesuatu yang aku tidak suka tentang kakakku itu, sepulang
               sekolah dia masih sempat-sempatnya berjualan kue keliling kompleks, padahal Ayah
               dan Ibu sudah memberinya uang saku. Malah uang sakunya lebih besar dariku, tapi
               dia masih tetap saja berjualan kue milik tante Mina. sementara Ayah dan Ibu setuju
               saja jika kak Vira berjualan kue. Karena menurut mereka, Vira ingin mempunyai uang
               saku yang berlebih untuk menabungnya di celengan kesayangannya, jadi biarkan saja.
                   Tapi aku tidak tahan lagi melihat Kak Vira berjualan kue, aku pun mengadu kepada
               Ibu, “Ibu, jangan biarkan Kak Vira jualan kue lagi, anak-anak, kan, tidak boleh bekerja.”
                   Ibu justru heran menanggapi Vino, ‘”Kakakmu itu berjualan kue atas kehendaknya
               sendiri, tidak ada yang memaksa. Ibu pernah mencoba melarangnya, tetapi Vira tetap
               ingin berjualan kue. Dia senang melakukannya, seandainya mengganggu pelajaran
               di  sekolahnya pasti  kami akan  melarang,  tetapi  buktinya  kakakmu  itu mendapat
               peringkat 1 di kelasnya, berarti kakakmu itu bisa membagi waktunya, antara menjual
               kue, belajar, dan bermain.”
                   “Tetapi, Bu, aku malu Kak Vira berjualan kue.” Balasku.
                   “Kenapa mesti malu, Vino? Kakakmu berjualan dengan halal, bukan dengan cara
               yang tidak baik.” Sergah Ibu.
                   “Aku tersinggung dan malu karena teman-temanku mengejek  Kak Vira secara
               sembunyi-sembunyi  di  belakangku,  itu sungguh  menyakiti  perasaanku.”  Jawabku
               dengan rada sedih.
                   Ibu jadi mengerti perasaan Vino, ternyata inilah yang mengakibatkan  ia tidak
               menyukai pekerjaan kakaknya itu. “Vino, jangan dengar kata orang, biarlah orang lain
               berkata apa,  yang terpenting kita tidak berbuat sesuatu yang salah, kalaupun  ada
               orang lain yang mengejek kita, tidak usah dihiraukan, kalau kita ambil hati perkataan
               orang  yang menjatuhkan kita, kita tidak akan maju.”
                   Vino mempertahankan  pendapatnya  dan berucap, “yang ibu katakan itu benar,
               tetapi aku tetap saja tidak suka Kak Vira berjualan kue. Mereka dengan tega berani
               mengejek saudaraku, jadi aku balas dengan mengejek mereka.”
                       “Vino, jangan sekali-kali kamu membalas ejekan temanmu, itu bukan perbuatan
               baik, itu dapat merusak pertemanan. Jadi besok kalau kamu bertemu dengan teman-
               temanmu itu, minta maaflah kepada mereka.” Jawab ibu dengan tegas.
                   “Seharusnya, mereka yang minta maaf  kepadaku.” Balas Vino. Ibu pun menghela
               napas.
                   ”Sekarang, masuklah ke kamarmu.” Ucap Ibu dengan tegas, Vino pun menurutinya.
                   Hari ini, Vino sangat sedih  dan tidak bersemangat  untuk melakukan  sesuatu,
               masalahnya karena Vino tidak bisa mengikuti kunjungan ke museum bersama guru
               dan teman-teman kelasnya, Ayah dan Ibu sedang tidak  punya uang untuk membayar
               transportasi Vino. Walaupun biayanya, hanya seratus ribu tetapi orang tua Vino, tidak
               mempunyai simpanan lagi, adik Vino bernama Vani seminggu yang lalu, demam tinggi.



                                                           43
   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65