Page 43 - Majalah UNS - Naik 1
P. 43
NYASTRA 41
41
41
Awan itu namaku Orang-orang berbaju rapih
Pemberian bapakku, saat aku Aku berbaju compang-
masih tidur di rahim ibu camping
Aku tak mau kesusu, tapi bapak Orang-orang bermotor
selalu memanggil-manggil bermobil
namaku Aku jalan kaki tanpa alas kaki
Bapak bilang, “Awan-awan, Kata ibu,
bengawan telah meluap-luap. Mereka mencari ilmu
AWAN Kau harus cepat menjebol rahim Tapi aku mencari sampah hasil
ilmu mereka
ibu sebelum tanggul itu benar-
benar jebol, atau kita akan jadi
tumbal gombal lusuh yang Kata ibu,
BENGAWAN digulung-gulung kali purba.” Mereka nanti akan jadi
guru, karyawan, negarawan,
Kau harus mampir ke gubugku budayawan, wirausahawan dan
gelap, hitam, reyot, hampir wan-wan lainnya.
rubuh Atau pengangguran,
Tapi, kau dapati gedung penyesalan, pesakitan,
julang, seberang bengawan, blingsatan dan an-an lainnya.
agung. Mereka belasan tahun duduk di
bangku-bangku tua
Gapuranya bertuliskan selamat
datang Sedang aku,
Jalannya dijalari kembang- Aku, SD di rahim ibu
kembang SMP, di ayunan ibu
SMA, di lengan bapakku
Sarjana, di kematian ibu
Wonogiri, 21 Februari 2021
Dhiya Restu Putra
Mahasiswa Sastra Daerah FIB
UNS Tahun Angkatan 2018
N
U
Majalah UNS
Majalah UNSS
Majalah