Page 114 - E MODUL LEMBAGA KEUNGAN SYARIAH - NADYA MEYLANI HOTMAIDA SIBARANI - 1834021315
P. 114

Khaibar,  saya  belum  mendapatkan  harta  sebaik  itu,  maka apakah  yang  engkau

                       perintahkan  kepadaku?”  Rasulullah  SAW. bersabda:  “Bila      engkau  suka,  kau
                       tahan  (pokoknya)  tanah  itu, dan  engkau  sadekahkan  (hasilnya).  “Kemudian

                       Umar mensadekahkan  (tanahnya  untuk  dikelola),  tidak  dijual,  tidak dihibahkan
                       dan  tidak  diwariskan.  Ibnu  Umar   berkata:   “Umar  menyedekahkannya  (hasil

                       pengelolaan  tanah)  kepada  orang-orang  fakir,    kaum    kerabat,    hamba    sahaya,
                       sabilillah,    ibnu    sabil   dan  tamu.    Dan    tidak    dilarang    bagi    yang    mengelola

                       (nazhir)  wakaf makan  dari  hasilnya  dengan  cara  yang  baik  (sepantasnya)  atau

                       memberi  makan  orang  lain  dengan  tidak  bermaksud  menumpuk harta.” (HR.
                       Muslim)

                             Setelah Umar Bin Khattab melaksanakan syariat tentang pewakafan, kemudian

                       wakaf juga dilaksanakan  oleh  Abu  Thalhah  yang mewakafkan  kebun  Bairaha
                       miliknya yang merupakan kebun  kesayangannya,  Selanjutnya  pewakafan dilakukan

                       oleh sahabat  Nabi  SAW.  lainnya, seperti Abu Bakar yang mewakafkan sebidang
                       tanahnya di Mekkah  yang  diperuntukkan  kepada  anak  keturunannya yang datang

                       ke  Mekkah.  Utsman  menyedekahkan  hartanya  di  Khaibar.  Ali  bin  Abi  Thalib
                       mewakafkan tanahnya yang subur. Setelah itu dilanjutkan oleh Mu‟adz  bin  Jabal

                       yang  dimana  ia  mewakafkan    rumahnya  yang  dikenal  dengan  “Dar  al-  Anshar”.

                       Kemudian pelaksanaan  wakaf  disusul  oleh Anas bin Malik, Abdullah bin Umar,
                       Zubair bin Awwam dan „Aisyah Istri Rasulullah SAW.


                      Masa Dinasti-Dinasti Islam

                             Setelah  di  zaman  Rasulullah  pelaksanaan  wakaf  semakin  berkembang  luas
                       pada  masa  dinasti Umayah  dan  dinasti  Abbasiyah,  semua orang telah berlomba-

                       lomba  untuk  melaksanakan  wakaf, wakaf dimanfaatkan tidak  hanya untuk  orang-

                       orang  fakir  dan  miskin , tetapi  juga wakaf menjadi  modal  untuk  membangun
                       untuk  kepentingan  bersama  yaitu  seperti  pembangunan  lembaga    pendidikan,

                       membangun  perpustakaan  dan  membayar  gaji  para  stafnya,  gaji    para    guru    dan

                       beasiswa  untuk  para  siswa  dan mahasiswanya. Pelaksanaan wakaf yang dilakukan
                       masyarakat  ini    menjadi  suatu  keinginaan  untuk    mengatur  pelaksanaan  dalam

                       pengelolaan  wakaf  sebagai  suatu usaha untuk  membangun solidaritas sosial dan
                       ekonomi masyarakat untuk kesejahteraan negara.

                             Pelaksanaan  wakaf    awalnya    hanyalah    untuk  keinginan    seseorang  yang
                       dengan kekayaan  yang dimilikinya untuk berbuat baik secara individu untuk dapat
   109   110   111   112   113   114   115   116   117   118   119