Page 71 - PAI_SISWA
P. 71

a. Śalat Idul Fitri
                                            Menyambut Hari Lebaran
                    Amri dan Salim merupakan dua anak yang saleh. Sebulan penuh dia menyelesaikan puasa
                 Ramadan.  Malam  itu,  tanggal  1  Syawal  mereka  menunaikan  kewajiban  membayar  zakat
                 fitrah. Mereka menyerahkan zakat fitrah kepada panitia zakat fitrah di masjid dekat rumah
                 mereka.
                    Amri berkata, “Salim, besok pagi kita berangkat śalat Idul Fitri bersama-sama, ya.” Salim
                 menjawab, “Ya, insya Allah. Kita pakai sepeda atau jalan kaki?”
                    “Jalan kaki saja, kata pak guru disunnahkan untuk jalan kaki. Jangan lupa, mandi dan
                 makan sebelum berangkat juga sunnah”
                    “Baiklah, sampai ketemu besok ya, assalamu’alaikum..”
                    “Wa ‘alaikum salam warahmatullah wabarakatuh.”
                    Pagi  itu,  tanggal  1  Syawal  matahari  terbit  menghangatkan  seluruh  isi  bumi.  Takbir
                 berkumandang  di  mana-mana.  Sungguh  suasananya  sangat  membahagiakan.  Amri  dan
                 Salim berangkat bersama untuk menunaikan śalat Idul Fitri.
                    “Wah, bajumu bagus sekali, Amri.” Kata Salim. “Iya, terima kasih. Tapi ini baju lebaran
                 tahun  yang  lalu.  Sengaja  jarang  aku  pakai  karena  tahun  lalu  masih  kebesaran.”  Amri
                 menjelaskan.
                    Setelah sampai di masjid, mereka berdua melaksanakan śalat sunnah tahiyatul masjid
                 sebanyak dua rakaat. Lalu mereka mengumandangkan takbir bersama jamaah yang lain.
                    Saat  waktunya  telah  tiba,  imam  memberikan  isyarat  dimulainya  śalat Id, bilal  lalu
                 mengumandangkan seruan untuk śalat :
                    “As-Salātu Jāmi’ah, mari kita laksanakan śalat berjema’ah”
                    Amri berbisik, “Tahun yang lalu, aku śalat Id di tempat lain tidak ada seruan seperti ini.”
                 Jawab Salim, “Ya betul, seruan seperti yang tadi memang bukan merupakan keharusan, ayo
                 kita berdiri”
                    Sumber: Penulis


                            Selanjutnya mereka mengikuti śalat Idul Fitri dengan khusyu bersama
                          dengan para jemaah, dengan tata cara sebagai berikut :
                          1)  Imam memimpin pelaksanaan śalat Idul Fitri diawali dengan niat yang
                            ikhlas di dalam hati. Jika diucapkan maka bunyi niatnya adalah :




                             Artinya : “Saya berniat śalat sunnah Idul Fitri dua rakaat karena Allah
                            ta’ala.”
                          2)  Pada rakaat pertama sesudah membaca do’a iftitah bertakbir sambil
                            mengangkat tangan sebanyak tujuh kali. Di sela-sela takbir satu dan









              60   Kelas VIII SMP/MTs
   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76