Page 12 - Ujang baru
P. 12
16
berpasangan. Kemampuan ini, yang disebut ”penyapu” radikal bebas, melibatkan
-
donasi hidrogen phenol ke radikal bebas dari asam lemak (atau O 2 ) untuk
melindungi serangan senyawa tersebut pada PUFAs yang lain (Combs, 1998).
Dalam menjalankan fungsinya sebagai antioksidan, vitamin E berubah
bentuk dari bentuk alkoholnya menjadi suatu bentuk antara radikal semistabil,
radikal tocopheroxyl (atau chromanoxyl). Tidak seperti radikal bebas yang
dibentuk dari PUFAs, radikal tocopheroxyl relatif tidak reaktif sehingga dapat
menghentikan proses penyebarluasan perusakan oleh peroksidase lipid.
Tocopheroxyl cukup stabil bereaksi dengan suatu radikal peroksil yang kedua
untuk membentuk senyawa inaktif, produk nonradikal termasuk
tocopherylquinone. Karena alfa tokoferol dapat bersaing dengan radikal peroksil
lebih cepat dibanding PUFAs, sejumlah kecil vitamin mampu untuk memberikan
efek proteksi antioksidan dalam jumlah besar (Combs, 1998).
Gambar 2.5 Siklus Vitamin E sebagai Antioksidan (Combs, 1998)
Kuat tidaknya antioksidan dapat dilihat dari IC 50. IC 50 adalah bilangan
yang menunjukkan konsentrasi zat aktif (µg/mL) atau ppm yang mampu
menghambat 50% oksidasi. Semakin kecil nilai IC 50 semakin tinggi aktivitas
antioksidan. Vitamin E memiliki IC 50 sebesar 8,27 μg/ml (Sandhiutami dan
Indrayani, 2013).