Page 17 - Ujang baru
P. 17
21
3. Antioksidan Tersier
Antioksidan tersier contohnya enzim DNA-repair dan metionin sulfoksida
reduktase yang berperan dalam perbaikan biomolekul yang dirusak oleh
radikal bebas. Kerusakan dna yang terinduksi senyawa radikal bebas
dicirikan oleh rusaknya single dan double stand, baik gugus basa maupun
non-basa. Perbaikan kerusakan basa dalam DNA yang diinduksi senyawa
oksigen reaktif terjadi melalui perbaikan jalur eksisi basa. Pada umumnya,
eksisi basa terjadi dengan cara memusnahkan basa yang rusak, yang
dilakukan oleh DNA glikosilase (Winarsi, 2007).
2.4.3 Mekanisme Kerja Antioksidan
Mekanisme kerja antioksidan memiliki dua fungsi. Fungsi pertama
merupakan fungsi utama dari antioksidan yaitu sebagai pemberi atom hidrogen.
Antioksidan yang mempunyai fungsi utama tersebut sering disebut sebagai
antioksidan primer. Senyawa ini dapat memberikan atom hidrogen secara cepat ke
*
*
radikal lipida (R , ROO ) atau mengubahnya ke bentuk lebih stabil, sementara
*
turunan radikal antioksidan (A ) tersebut memiliki keadaan lebih stabil
dibandingkan radikal lipida. Fungsi kedua merupakan fungsi sekunder
antioksidan, yaitu memperlambat laju autooksidasi dengan berbagai mekanisme di
luar mekanisme pemutusan rantai autooksidasi primer dengan konsentrasi rendah
pada lipida dapat menghambat atau mencegah reaksi autooksidasi lemak dan
minyak.
*
Radikal-radikal antioksidan (A ) yang terbentuk pada reaksi tersebut
relatif stabil dan tidak mempunyai cukup energi untuk dapat bereaksi dengan
molekul lipida lain membentuk radikal lipida baru. Besar konsentrasi antioksidan
yang ditambahkan dapat berpengaruh pada laju oksidasi. Pada konsentrasi tinggi,
aktivitas antioksidan grup fenolik sering lenyap bahkan antioksidan tersebut
menjadi prooksidan. Pengaruh jumlah konsentrasi pada laju oksidasi tergantung
pada struktur antioksidan, kondisi, dan sampel yang akan diuji. Antioksidan
bertindak sebagai prooksidan pada konsentrasi tinggi (Jati, 2008).