Page 7 - Materi E book Kisah Tentara Pelajar_Story of Student Warriors_Neat
P. 7
“Akhirnya ada suatu peristiwa yang menjadikan Jepang takluk , pada tanggal 6
Agustus 1945, pesawat pembom B29 Amerika melayang di atas langit Kota Hiroshima,
kemudian menjatuhkan bom atom. Bluarrrr!!!. Disusul tanggal 9 Agustus 1945 bluarrr!!!
Bom atom dijatuhkan dikota Nagasaki, akibatnya jutaan penduduk tak berdosa mati dan
kedua kota itu hancur, hingga sekarang radiasi nuklir dari bom itu masih berbahaya bagi
makluk hidup. Akhirnya Kaisar Hirohito menyampaikan pidato radio di hadapan rakyat pada
15 Agustus 1945. Dalam pidato radio yang disebutSiaran Suara Kaisar, Hirohito
membacakan Perintah Kekaisaran sekaligus mengumumkan kepada rakyat bahwa Jepang
telah menyerah kepada Sekutu.”
“Berita tentang bom atom tersebut tidak langsung diketahui oleh rakyat Indonesia di
daerah seperti Madiun ini, namun para pemuda-pemuda Indonesia yang terdiri dari para
mahasiswa, pelajar, organisasi pemuda dan tokoh-tokoh nasional segera mempersiapkan
kemerdekaan Republik Indonesia.”
“Kemudian pada 17 Agustus 1945 Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan
kemerdekaan Republik Indonesia, semua rakyat Indonesia dari berbagai suku, bangsa
menyambut kemerdekaan dengan penuh suka cita, Merdeka! Merdeka! Hidup Bung Karno!
Hidup Bung Hatta! Sekali Merdeka tetap Merdeka!” Dengan cepat berita tentang kekalahan
Jepang pada Sekutu dan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia menyebar ke seluruh
wilayah Indonesia melalui siaran Radio, Radio waktu itu merupakan alat informasi yang
sangat canggih, yang punya Radio hanya orang-orang kaya dan pejabat misalnya, Lurah,
Wedana dan pejabat pemerintahan.” Namun banyak diantara pejabat pemerintahJepang
maupun kabupaten yang pro Kemerdekaan sehingga segera memberitahukan kabar tentang
kemerdekaan Republik Indonesia kepada para pemuda, pelajar, tokoh-tokoh pro
kemerdekaan untuk segera di kabarkan ke seluruh pelosok negeri.”
“Tentara Jepang yang sudah kalah bersiap pulang ke negaranya tinggalmenunggu
perintah dari atasan mereka. Kesempatan itu tidak disia-siakan para pemuda dan pelajar
untuk melucuti persenjataan tentara jepang, hingga banyak pertempuran heroik terjadi
diantaranya pertempuran lima hari di Semarang dan Pertempuran di Surabaya, sedangkan di
Madiun juga terjadi pelucutan senjata tentara Jepang namun karena situasi bisa dikendalikan
maka tidak terjadi pertumpahan darah.”
CREATED BY WIDODO, S.PD 7