Page 9 - Materi E book Kisah Tentara Pelajar_Story of Student Warriors_Neat
P. 9
“Perlawanan Tentara Republik Indonesia yang dibantu laskar pemuda dan pelajar
Madiun pada akhir tahun 1948 atau sering disebut Agresi Militer II sangat luar biasa, karena
persenjataan pemuda dan pelajar Madiun cukup lengkap, apalagi di Madiun banyak kesatuan-
kesatuan dan laskar pemuda yang ikut bergerilya, diantaranya Pasukan TRIP (Tentara
Republik Indonesia Pelajar), TGP (Tentara Genie Pelajar), Mobpel (Mobilisasi Pelajar),
Laskar-laskar Pemuda yang membawa nama daerah atau desa contahnya Persatuan Pemuda
Pucangrejo, Laskar Hisbullah, Sabillilah dan masih banyak lagi. Semuanya ikut bergerilya
dan selalu berkoordinasi dengan kesatuan tentara, polisi yang sudah ada.”
“Pada waktu Jepang menyerah pada sekutu kondisi Madiun masih dikuasai oleh
tentara Kempetai Jepang yang bermarkas di Jalan Pahlawan (red: markas Korem 081
sekarang), tentara-tentara Jepang tersebut sangat disiplin dan tentunya berpihak pada
Belanda, yang rupanya menginginkan kembali menjajah Indonesia, maka pada tanggal 29
September 1945 mulai tengah hari markas Kempetai dikepung oleh pemuda-pemuda Madiun
yang dipimpin oleh Kapten Sumantri dan Joko Sujono.Mereka berdua adalah pemuda bekas
Prajurit PETA(Pembela Tanah Air) bentukan tentara Nippon , walaupun didepan markas
Kempetai itu telah dipasang tiga mitraliur yang setiap saat siap membrondong siapa saja yang
berani masuk halaman markas, namun berkat semangat dan keberanian pemuda-pemuda
Madiun, mereka semua tidak mundur sedikit pun, bahkan semakin maju terus mendekati
markas Kempetai. Kisah heroik ini di ceritakanlangsung oleh senior Eyang Yusuf Musdi,
pelaku sejarah yaitu Pak Soekowinoto.” “Pada saat itu para pemuda terus mengepung markas
Kempetai dengan jumlah semakin besar, mereka berasal dari segala penjuru, hingga sekitar
jam 5 sore, Kanjeng Bupati Ronggo Koesnindar datang dari arah selatan naik mobil dengan
pakaian adat Jawa masuk kedalam markas, melakukan perundingan selama kira-kira 3 jam,
hingga akhirnya Kanjeng Bupati Ronggo Koesnindar keluar dan menenangkan para pemuda
yang telah menunggu dengan tidak sabar, Kanjeng Bupati segera menjelaskan bahwa beliau
telah berunding dengan Komandan Kempetei yang hasilnya bahwa nanti semua tentara
Jepang yang ada di Madiun akan segera meninggalkan kota tanpa senjata pada jam 10
malam dan akan berkumpul di markas batalyon yaitu gedung Bosbow.
Senjata- senjata tentara Jepang akan kumpulkan dan akan di bagikan kepada
pemuda-pemuda yang mau berjuang demi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, terutama di bagikan kepada para organisasi pemuda dan pelajar yang di akan atur
oleh Kapten Sumantri dan Joko Sujono. Pemuda dan Pelajar di kumpulkan di sekolah guru
CREATED BY WIDODO, S.PD 9