Page 24 - CETAKBIRUKY
P. 24
Lebih dari satu dekade Grunig dkk mempelajari humas di 327 organisasi skala internasional termasuk perusahaan, lembaga pemerintah, organisasi nirlaba menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Grunig dkk mencari untuk mengidentifikasi faktor-faktor kunci yang membuat hubungan masyarakat "sangat baik" dalam kontribusinya terhadap efektivitas organisasi, dalam perannya sebagai fungsi manajemen, dan dalam komposisi internal, struktur, dan fungsi publik yang ideal departemen hubungan.
Organisasi yang dipilih untuk berpartisipasi dalam study excellence adalah organisasi yang memiliki catatan komunikator yang baik dan dijadikan sebagai kasus terbaik, atau memiliki organisasi yang memiliki komunikasi yang buruk, yang dijadikan sebagai contoh. Dengan menggabungkan literatur di berbagai disiplin ilmu, tim mengembangkan proposisi teoretis yang kemudian diuji. Grunig dkk (2002) lalu menemukan beberapa faktor yang menjadi penentu sebuah humas organisasi dapat dikatakan unggul. Terdapat karakteristik unggul (excellence) sebagai berikut (Grunig dkk, 2002:13)
Penguatan Fungsi Humas
Humas berkontribusi pada efektivitas organisasi, sehingga organisasi perlu menguatkan manajemen komunikasi sebagai fungsi manajemen krisis. Penguatan fungsi humas memiliki empat karakteristik.
1. Senior humas harus terlibat dalam proses strategi manajemen organisasi dan program komunikasi yang dikembangkan untuk publik diidentifikasikan sebagai bagian dalam manajemen strategis.
2. Humas senior adalah anggota dari koalisi dominan organisasi.
3. Humas senior memiliki akses laporan langsung kepada manajer senior yang
menjadi bagian dalam koalisi dominan.
4. Perbedaan dalam peran Humas. Unit Humas yang unggul memberdayakan
peran pria dan wanita tanpa memandang ras, etnis dan budaya.
Peran Komunikator
Terdapat empat peran besar komunikator dalam organisasi yakni manajer, penasihat senior, teknisi dan peran hubungan media. Peran humas dapat dibagi ke
Cetak Biru Komunikasi Publik Komisi Yudisial | 16