Page 120 - Kelas_11_SMA_Sejarah_Indonesia_Semester_1_Siswa_2016
P. 120

NAMA PADRI
                     “Ada beberapa pendapat mengenai istilah padri. Ada yang mengatakan,
                     padri berasal dari kata Portugis, padre yang artinya “bapak”, sebuah
                     gelar yang biasa diberikan untuk golongan pendeta. Ada pula yang
                     mengatakan berasal dari kata Pedir, sebuah kota Bandar di pesisir utara
                     Aceh, tempat transit dan pemberangkatan kaum muslimin yang akan
                     melaksanakan ibadah haji ke Mekah. Di Minangkabau pada awal abad
                     XIX istilah padri belum dikenal. Waktu itu hanya popular sebutan
                     golongan hitam dan golongan putih. Penamaan ini didasarkan pada
                     pakaian yang mereka kenakan. Golongan putih yang pakaiannya serba
                     putih adalah para pembaru, kemudian oleh penulis-penulis sejarah
                     disebut sebagai kaum Padri/Padri. Belum diketahui mengapa golongan
                     putih ini mereka sebut sebagai kaum Padri, sedangkan untuk golongan
                     hitam merupakan kelompok yang memakai pakaian serba hitam.
                     Kelompok ini merupakan kelompok yang mempertahankan paham yang
                     terlebih dahulu sudah berkembang lama di Minangkabau, sehingga juga
                     dikenal sebagai g l ngan adat  (Tauf k Abdullah dan A.B. Lapian (ed),
                     2012: 415)





                 Dalam melaksanakan pemurnian praktik ajaran Islam, kaum Padri menentang
                 praktik  berbagai  adat  dan  kebiasaan  kaum  Adat  yang  memang  dilarang
                 dalam ajaran Islam seperti berjudi, menyabung ayam, dan minum-minuman
                 keras. Kaum Adat yang mendapat dukungan dari beberapa pejabat penting
                 kerajaan menolak gerakan kaum Padri. Terjadilah pertentangan antara kedua
                 belah pihak. Timbullah bentrokan antara keduanya.

                 Pada  tahun  1821  pemerintah  Hindia  Belanda  mengangkat  James  Du  Puy
                 sebagai residen di Minangkabau. Pada tanggal 10 Februari 1821, Du Puy
                 mengadakan perjanjian persahabatan dengan tokoh Adat, Tuanku Suruaso
                 dan 14 Penghulu Minangkabau. Berdasarkan perjanjian ini maka beberapa
                 daerah kemudian diduduki oleh Belanda. Pada tanggal 18 Februari 1821,
                 Belanda yang telah diberi kemudahan oleh kaum Adat berhasil menduduki
                 Simawang.  Di  daerah  ini  telah  ditempatkan  dua  meriam  dan  100  orang
                 serdadu Belanda. Tindakan Belanda ini ditentang keras oleh kaum Padri pada
                 tahun 1821 itu meletuslah Perang Padri.








                 112    Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK                                   Semester 1
   115   116   117   118   119   120   121   122   123   124   125