Page 207 - Kelas_11_SMA_Sejarah_Indonesia_Semester_1_Siswa_2016
P. 207

KESIMPULAN


                          1.   Berbagai kebijakan kolonial yang melahirkan kemiskinan dan
                             penderitaan rakyat telah mendapat kritik keras dari politikus
                             dan intelektual Belanda C.H. Van Deventer.  Kritik itu mendapat
                             perhatian dari pemerintah Belanda. Kemudian dibuatlah
                             kebijakan meningkatkan kesejahteraan rakyat yang dikenal dengan
                             Politik Etis. Politik etis ini meliputi bidang pendidikan, irigasi/
                             pertanian, dan emigrasi/transmigrasi.


                          2.   Bidang pendidikan membuka wawasan bagi kaum muda terpelajar.
                             Mereka adalah golongan baru yang membawa ide-ide pada
                             kesadaran kebangsaan. Sarana komunikasi dan transportasi adalah
                             hal penting yang menghubungkan para kaum terpelajar untuk
                             membentuk suatu ideologi kebangsaan.

                          3.    Berkembangnya pers atau media cetak telah menggerakkan ide-ide
                             kemajuan, sehingga lebih memacu berkembangnya ideologi dan
                             pergerakan kebangsaan.

                          4.   Pada Berkembanglah fase kebangkitan nasional. Mulai berkembang
                             berbagai organisasi pergerakan yang mengusung ideologi kemajuan
                             dan kebangsaan bahkan juga politik untuk pembebasan rakyat
                             dari penjajahan.


                          5.   Berbagai organisasi yang berkembang di era kebangkitan nasional
                             baik yang bercorak keagamaan atau yang sekuler, bercorak
                             kedaerahan ataupun yang bersifat nasional, yang kooperatif
                             ataupun yang non-kooperatif, yang pemuda maupun yang wanita,
                             tampaknya belum mampu menciptakan persatuan yang kokoh
                             untuk sama-sama melawan penjajah. Mereka masih memikirkan
                             bagaimana organisasinya berkembang. Hal ini menjadi pemikiran
                             serius dari kalangan pemuda untuk mewujudkan gerakan
                             persatuan dan kesatuan di antara berbagai organisasi.















                                                                                          199
                                                                             Sejarah Indonesia
   202   203   204   205   206   207   208   209   210   211   212