Page 61 - Kelas_11_SMA_Sejarah_Indonesia_Semester_1_Siswa_2016
P. 61

Kondisi tanah jajahan dalam kondisi krisis, kas negara di negeri induk pun
                       kosong. Hal ini disebabkan dana banyak tersedot untuk pembiayaan perang
                       di  tanah  jajahan.  Sebagai  contoh  Perang  Diponegoro  yang  baru  berjalan
                       satu tahun sudah menguras dana yang luar biasa, sehingga pemerintahan
                       Hindia Belanda dan pemerintah  negeri induk mengalami kesulitan ekonomi.
                       Pengeluaran keuangan menjadi tidak terkontrol, sementara pengembangan
                       usaha harus terus dilakukan untuk memperbaiki kondisi keuangan. Untuk
                       mengatasi dan mengatur keuangan ini diperlukan suatu lembaga keuangan
                       yang bonafit. Oleh karena itu, sebagai bentuk persetujuannya, Raja Belanda
                       mengeluarkan  oktroi.  Atas  dasar  oktroi  ini  dibentuklah  De  Javasche  Bank
                       pada  tanggal  9  Desember  1826.  Kemudian  oleh  Gubernur  Jenderal  Du
                       Bus Gisignies dikeluarkan Surat Keputusan No. 25 tertanggal 24 Desember
                       1828 tentang Akte Pendirian De Javasche Bank. Pembentukan De Javasche
                       Bank ini sekaligus juga merupakan bentuk dukungan Raja terhadap rencana
                       pelaksanaan Tanam Paksa di Indonesia/Hindia.


                       Pemulihan  kondisi  ekonomi  dan  keuangan  Belanda  harus  segera
                       diprogramkan.  Apalagi  setelah  keberhasilan  Belgia  dalam  berjuang  untuk
                       memisahkan  diri  dari  Belanda  pada  tahun  1830.  Dengan  pisahnya  Belgia
                       dari Belanda ini menjadi pukulan bagi Belanda. Keadaan ekonomi Belanda
                       semakin berat. Sebab, Belanda banyak kehilangan lahan industri sehingga
                       pemasukan negara juga semakin berkurang.





                       b)    Sistem Tanam Paksa


                       Pemerintah Belanda terus mencari cara bagaimana untuk mengatasi problem
                       ekonomi.  Berbagai  pendapat  mulai  dilontarkan  oleh  para    pemimpin  dan
                       tokoh masyarakat. Salah satunya pada tahun 1829 seorang tokoh bernama
                       Johannes  Van  den  Bosch  mengajukan  kepada  raja  Belanda  usulan  yang
                       berkaitan  dengan  sistem  dan  cara  melaksanakan  politik  kolonial  Belanda
                       di  Hindia.  Van  den  Bosch  berpendapat  untuk  memperbaiki  ekonomi  di
                       Negeri Belanda, di tanah jajahan harus dilakukan penanaman tanaman yang
                       dapat laku dijual di pasar dunia. Sesuai dengan keadaan di negeri jajahan,
                       maka  sistem  penanaman  harus  dikembangkan  dengan  memanfaatkan
                       kebiasaan kaum pribumi/petani, yaitu dengan “kerja rodi”. Oleh karena itu,
                       penanam yang dilakukan para petani itu bersifat wajib. Kita, orang Indonesia
                       menyebut sistem ini dengan nama “Sistem Tanam Paksa”. Van den Bosch
                       menggunakan prinsip bahwa daerah jajahan itu fungsinya sebagai tempat




                                                                                            53
                                                                             Sejarah Indonesia
   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66