Page 25 - BAHAN AJAR
P. 25

yang  spesifik  terhadap  antigen  di  permukaan  serbuk  polen  (Gambar  2.10).  Beberapa  dari

                antibodi ini melekat dengan menggunakan bagian dasarnya ke sel tiang dalam jaringan ikat.
                                       Gambar 2.10 Sel tiang, IgE, dan respon alergi

                   Belakangan, ketika serbuk polen kembali memasuki tubuh, serbuk polen tersebut melekat
                ke situs pengikatan antigen IgE di permukaan sel tiang. Interaksi dengan serbuk polen yang

                besar  akan  menaut-silangkan  molekul-molekul  IgE  yang  bersebelahan,  sehingga
                menginduksi sel tiang untuk melepaskan histamin dan agen-agen peradangan yang lain dari

                granula (vesikel), suatu proses yang disebut degranulasi (degranulation). Ingatlah kembali

                bahwa  histamin  menyebabkan  dilatasi  dan  permeabilitas  pembuluh  darah  kecil  yang
                ditingkatkan. Perubahan-perubahan vaskular semacam itu memunculkan gejala-gejala alergi

                yang  khas:  bersin-bersin,  hidung  berair,  mata  berair,  dan  kontraksi  otot  polos  yang  dapat

                menyebabkan kesulitan bernapas. Obat-obatan yang disebut antihistamin mengurangi gejala-
                gejala alergi (dan inflamasi) dengan memblokir reseptor untuk histamin.

                   Respons alergi yang akut terkadang menyebabkan syok anafilaktik (anaphylactic shock),
                reaksi seluruh tubuh yang mengancam jiwa dan dapat terjadi dalam beberapa detik setelah

                paparan terhadap  suatu alergen. Syok anafilaktik berkembang ketika degranulasi  sel tiang
                yang  menyebar  akan  memicu  dilatasi  pembuluh  darah  perifer  secara  tiba-  tiba,  sehingga

                menyebabkan  penurunan  tekanan  darah  secara  mendadak.  Kematian  bisa  terjadi  dalam

                beberapa menit. Respons alergi terhadap bisa lebah atau penisilin dapat menyebabkan syok
                anafilaktik  pada  orang-orang  yang  sangat  alergi  terhadap  zat-zat  ini.  Serupa  dengan  itu,

                orang-orang yang sangat alergi terhadap kacang, ikan, atau makanan lain dapat meninggal
                karena menelan sedikit saja alergen-alergen ini. Orang-orang dengan hipersensitivitas yang

                parah seringkali membawa alat suntik berisi hormon epinefrin, yang melawan respons alergi
                ini.

                   2.  Penyakit-penyakit Autoimun

                   Pada  beberapa  orang,  sistem  kekebalan  menyerang  molekul-molekul  tertentu  dalam
                tubuh,  menyebabkan  penyakit autoimun (autoimmune disease). Hilangnya toleransi-diri

                ini dapat hadir dalam berbagai bentuk. Dalam eritematosus lupus sistemik (systemic lupus

                erythematosus), sering disebut lupus, sistem kekebalan menghasilkan menyerang histon dan
                DNA  yang  dilepaskan  melalui  pemecahan  normal  sel-sel  tubuh.  Antibodi-antibodi  yang

                reaktif  terhadap  diri  sendiri  ini  menyebabkan  ruam-ruam  kulit,  demam,  artritis,  dan
                gangguan  ginjal.  Penyakit  autoimun  yang  diperantarai  antibodi  lainnya,  artritis  rematoid

                (rheumatoid arthritis). Menyebabkan kerusakan dan inflamasi yang menyakitkan di kartilago
                dan  tulang-tulang  persendian  (Gambar  2.11).  Pada  diabetes  melitus  Tipe  1,  sel-sel  beta
   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30