Page 20 - BAHAN AJAR
P. 20
Gambar 2.6 Tempat pembentukan sel T dan sel B
Baik sel B maupun sel T dilengkapi dengan reseptor antigen di dalam plasma
membrannya. Reseptor antigen pada sel B merupakan rangkaian membran molekul antibodi
yang spesifik untuk antigen tertentu. Reseptor antigen dari sel T berbeda dari antibodi, namun
reseptor sel T mengenali antigennya secara spesifik. Spesifikasi dan banyaknya macam dari
sistem imun tergantung reseptor pada setiap sel B dan sel T yang memungkinkan limfosit
mengidentifikasi dan merespon antigen. Saat antigen berikatan dengan reseptor yang spesifik
pada permukaan limfosit, limfosit akan aktif untuk berdeferensiasi dan terbagi menaikkan
populasi dari sel efektor. Sel ini secara nyata melindungi tubuh dalam respon imun. Dalam
sistem humoral, sel B diaktifkan oleh ikatan antigen yang akan meningkatkan sel efektor
yang disebut dengan sel plasma. Sel ini mensekresi antibodi untuk membantu mengurangi
antigen.
2) Kekebalan Pasif
Setiap antigen memiliki permukaan molekul yang unik dan dapat menstimulasi
pembentukan berbagai tipe antibodi. Sistem imun dapat merespon berjuta-juta jenis dari
mikroorganisme atau benda asing. Bayi dapat memperoleh kekebalan (antibodi) dari ibunya
pada saat masih berada di dalam kandungan. Sehingga bayi tersebut memiliki sistem
kekebalan terhadap penyakit seperti kekebalan yang dimiliki ibunya.
Kekebalan pasif setelah lahir yaitu jika bayi terhindar dari penyakit setelah dilakukan
suntikan dengan serum yang mengandung antibodi, misanya ATS (Anti Tetanus Serum).
Sistem kekebalan tubuh yang diperoleh bayi sebelum lahir belum bisa beroperasi secara
penuh, tetapi tubuh masih bergantung pada sistem kekebalan pada ibunya. Imunitas pasif
hanya berlangsung beberapa hari atau beberapa minggu saja.
b. Struktur Antibodi