Page 175 - EBOOKFISIKA.pdf
P. 175

Setiap parameter merupakan kuantitas-kuantitas yang
                    32(

                               3
                                               berubah-ubah terhadap waktu secara sinusoida. Diagram


                                               fasor yang diperlihatkan pada Gambar 7.8 menunjukkan

                                     2(        nilai-nilai maksimum dari I, V , V , dan V . Proyeksi-

                                                                            R  C       L
                                               proyeksi fasor pada sumbu vertikal adalah sama dengan V,
                                               seperti yang dinyatakan pada persamaan (7.22).

                                   &2(             Sebaliknya, dinyatakan bahwa jumlah vektor dari

                            &
                                               amplitudo-amplitudo fasor V , V , dan V  menghasil-
                                                                        R,m  C,m      L,m
                     Gambar 7.8 Diagram fasor  kan sebuah fasor yang amplitudonya adalah  V  pada
                     yang bersesuaian dengan   persamaan (7.20). Proyeksi  V  pada sumbu  vertikal,
                     Gambar 7.7.                                           m
                                               merupakan V dari persamaan (7.20) yang berubah terhadap
                                               waktu. Kita dapat menentukan V  pada Gambar 7.9, yang
                                                                            m
                                               di dalamnya telah terbentuk fasor V  - V . Fasor tersebut
                                                                             L,m   C,m
                                               tegak lurus pada V , sehingga akan diperoleh:
                                                                R,m
                                               V   =  V  2  +  ( V  − V  ) 2
                                                 m        R, m  L, m  C, m
                                                            2
                                                             +
                                                   =  ( RI  ) (I  X −  I  X  ) 2
                                                        m       m  L  m  C
                                                                     2
                                                          2
                                               V   = I   R + (X −  X  ) ..................................... (7.23)
                                                 m    m        L   C
                                               Kuantitas yang mengalikan  I   disebut  impedansi (Z)
                                                                           m
                                               rangkaian pada Gambar 7.7. Jadi, dapat dituliskan:
                                                      V
                                               I   =   m  ............................................................... (7.24)
                                                m     Z

                                               Diketahui bahwa  X  =  ω  dan X  =      . Maka dari
                                                                 L             C   ω
                                               persamaan (7.23) dan (7.24) akan diperoleh:
                                                            V m
                                               I   =              1 ⎞ 2  ..................................... (7.25)
                                                m        2  + ⎛  −
                                                       R   ⎜ωL      ⎟
                                                           ⎝     ωC  ⎠
                                                   Untuk menentukan sudut fase φ di antara I dan V,
                                               dapat  dilakukan  dengan membandingkan persamaan
                                               (7.20) dan (7.21). Dari Gambar 7.7 dapat kita tentukan


                        3                      bahwa sudut  φ  dinyatakan:
                           2(
                                                            −          (X −    )
                                                        V L, m  V C, m  I m  L  X C
                                Φ              tan φ =     V       =    I  R
                                                            R, m         m
                                                        X −  X
                        2(
                     3    &2(    ω
                                               tan φ    =   L  C  .................................................. (7.26)
                                                           R

                                   &2(             Pada Gambar 7.9 menunjukkan nilai X > X , yaitu
                                                                                      L    C
                                               bahwa rangkaian seri  dari Gambar  7.7 lebih bersifat
                     Gambar 7.9 Diagram fasor
                     memperlihatkan hubungan   induktif daripada bersifat kapasitif. Pada keadaan ini V m
                     antara V dan I pada persamaan  mendahului  I  (walaupun tidak sebanyak seperempat
                     (7.20) dan (7.21).                     m
                                               siklus seperti pada rangkaian induktif murni dari Gambar
                                               7.3. Sudut fase  φ  pada persamaan (7.26) adalah positif.
   170   171   172   173   174   175   176   177   178   179   180