Page 119 - EBOOK_Peribahasa Jawa Sebagai Cerminan Watak Sifat dan Perilaku Manusia Jawa
P. 119
5. 7 .3 Perilaku Negatif Manusia yang Berhubungan dengan Ekonomi
1 . Adunen padha banyune
Orang yang mengadu untuk mendapatkan keuntungan diri sendiri.
Orang yang mendapat keuntungan ketika sedang terjadi sesuatu, tetapi
keuntungan itu untuk dirinya sendiri.
2. Ambina pakarsa dana
Orang menuduh meminjam uang dengan paksa meminta mengembali-
kannya. Perbuatan yang demikian merupakan perbuatan pemerasan.
3. Gawe luwangan ngurugi luwangan
Orang meminjam uang untuk membayar pinjaman. Dalam kehidupan
manusia, uang sering menjadi persoalan utama, baik karena kelebihan
maupun kekurangan. Untuk itu, orang Jawa mengistilahkan pinjaman dan
mengangsur pinjaman dari pinjaman yang lain dengan kias luwangan atau
lobang.
4. Janma angkara mati murka
Orang yang meninggal karena keserakahannya. Banyak orang yang
tidak berpikir tentang keadaan serba apa adanya. Orang itu mengurnpul-
kan harta-benda demikian banyaknya tanpa berfikir bahwa harta-benda
tidak akan dibawa sampai meninggal. lstilah itu digunakan untuk me-
nyebut orang yang hanya mengumpulkan harta-benda sampai meninggal.
5. Kegedhen empyak kurang cagak
Orang yang mempunyai keinginan besar, tetapi sedikit sarananya.
Peribahasa ini dipakai untuk menyindir keadaan ekonomi keluarga
masyarakat Jawa karena pengeluaran lebih banyak dari pendapatan.
6. Mepet ana rembese
Orang didakwa meminjam uang tidak mengakui, tetapi ada yang
mengetahuinya. Orang yang tidak mau mengakui perbuatannya, padahal
ia meminjam uang. Sifat yang demikian tidak ksatria dan merupakan
perilaku yang negatif.
111