Page 5 - EBOOK_Falsafah Kepemimpinan Jawa
P. 5
politik. Oleh sebab itu, wawasan antropologi sastra, budaya, dan politik perlu dijalin untuk
mebuka tabir kabut itu. Kita yakin, hanya makhluk tak hidup yang tidak mempunyai pimpinan.
Maka, batu-batu dan gunung tidak bermasalah jika tertutup kabut. Yang menarik, di dunia
syetan pun konon (kata kyai), ada pimpinannya. Seseorang yang terpilih menjadi pimpinan,
biasanya dianggap memiliki kelebihan tertentu. Mungkin, syetan tidak mengenal kabut, tetapi
malah pencipta kabut bagi manusia.
Buku ini sengaja saya tulis untuk memberikan gambaran luas tentang kepemimpinan
Jawa, yang lambat laun terbentang kabut. Entah dari mana kabut itu, sungguh membutuhkan
mata jernih. Kepemimpinan Jawa merupakan bentangan sawah ladang yang luas, di rentang
jaman yang amat panjang, yang masih tergoda kabut-kabut hitam kelam. Kepemimpinan
tersebut juga banyak yang telah melebur, meresap ke berbagai hal. Pengaruh paham
kekuasaan Jawa, sudah amat luas dan panjang waktunya. Sejak era pimpinan raja, sampai
detik ini getah kekuasaan Jawa jelas mampu merasuk ke berbagai hal.
Silahkan anda baca buku ini, siapa tahu kabut yang melintas di tengah hidup kita segera
terkikis. Kabut itu terpampang di depan mata, terlebih menjelang Pilpres, Pelkada, Pilbub, dan
segala pilihan lain, jelas terkait dengan pimpinan. Apakah kabut itu harus diterjang dengan
kelembutan kata Puntadewa, kekerasan kata Dasamuka, ketajaman Pasopati Arjuna, mari kita
tunggu saja. Yang jelas, rakyat amat menanti hilangnya kabut itu, hingga muncul pemimpin
yang benar-benar pilihan.
Yogyakarta, 4 Juli 2013
Penulis