Page 170 - EBOOK_100 Tokoh Yang Mengubah Indonesia
P. 170
buruk sebagian besar anak, dapat ia menangkan de
ngan nilai 9. Haji Abdul Madjid, pemilik dan guru
Madrasah Al Wathaniah, Jombang, menjadi serba
salah karena harus menyerahkan hadiah juara kelas
berulang kali kepada anak yang sarna: Nurcholish
Madjid, anaknya sendiri.
Cita-citanya dulu adalah menjadi masinis kereta
api. Tetapi, tahun-tahun berikutnya Cak Nur, pang
gilan akrabnya, semakin eksis sebagai pemegang ke
mudi pembaruan Islam. Sewaktu belajar di Fakultas
Sastra dan Kebudayaan Islam lAIN Syarif Hidayat
ullah di Jakarta, Cak Nur tercatat menjadi ketua HMI
(Himpunan Mahasiswa Islam) selama dua periode
berturut-turut, antara 1966 sampai 1971. Selama ak
tif di HMI ia menyarankan pembaruan pemikiran
Islam yang mengundang polemik luas. Ia berpenda
pat bahwa fikih, akidah, akhlak, dan tasawuf yang
ada sudah tidak memadai dan relevan lagi bagi umat
Islam di zaman modern ini. Pada 1984, Cak Nur ber
hasil memboyong gelar doktor filsafat Islam dari Uni
versity of Chicago dengan judul disertasi Ibn Taymmi
yya on Kalam and Falsafa .
Terjun di pentas sosial politik yang sesungguh
nya, Cak Nur, mulai menggebrak dengan peinikiran
pemikirannya tentang sekularisasi - tidak mencoblos
partai Islam bukan berarti Islam - atau tentang ne
gara Islam, Pancasila sebagai ideologi terbuka, juga
ten tang toleransi beragama. A yah dua anak dan su
ami Omi Komariyah itu juga menjadi tokoh di balik
layar turunnya Soeharto.
Soeharto yang ditekan dari segala penjuru oleh
berbagai pihak akhirnya mutung (patah arang) ketika
153