Page 274 - EBOOK_100 Tokoh Yang Mengubah Indonesia
P. 274
van Hoevel (seorang pendeta dan penentang tanam
paksa), Multatuli, dan lain-lain. Mereka mencemas
kan pecahnya gejolak rakyat di tanah jajahan, yang
ternyata bisa membuat perekonomian Belanda bang
krut, seperti yang terjadi setelah Perang Diponegoro.
Intinya, Politik Etis yang dikemukakan van De
venter adalah U politik balas budi" bagi rakyat tanah
jajahan. Modernisasi negeri Belanda dibiayai oleh ha
sil dari tanah jajahan. Karena itu dipandang perlu
untuk berterima kasih kepada kaum bumiputera, an
tara lain dengan cara memberi mereka kesempatan
mencicipi pendidikan di Barat. Menurut van Deven
ter tanggung jawab dan kewajiban meningkatkan
kesejahteraan rakyat itu adalah eereschuld (utang bu
di atau utang kehormatan) Belanda terhadap masya
rakat pribumi, khususnya di Jawa (dan Madura).
Lahir di Kota Dordrecht, Nederland, 29 Septem
ber 1857. Ayahnya adalah Direktur Sekolah Mene
ngah (HBS) di Dordrechat, tempat ia juga tamat pada
tahun 1875. Pada tahun itu juga van Deventer men
jadi mahasiswa di fakultas hukum Universitas Lei
den. Pada tahun 1879 ia memperoleh gelar doktor
ilmu hukum dengan disertasinya yang membahas
tentang posisi hukum koloni-koloni menurut konsti
tusi Belanda.
Berbekal latar belakang pendidikan yang cukup,
pada 1880, van Deventer lulus g root-ambtenaars exa
men (ujian pejabat tinggi kolonial) dan berangkat ke
Hindia Belanda. Ia bekerja sebagai hakim sampai ta
hun 1885 dan menjadi pengacara di Semarang sam
pai 1897. Kasus penjualan candu ilegal dan perkara
warisan orang Tionghoa kaya, memberinya pend a
257