Page 55 - EBOOK_100 Tokoh Yang Mengubah Indonesia
P. 55
Setelah pada 1963-1966 menjabat sebagai Men
teri Perhubungan Laut sekaligus Menteri Koordina
tor Urusan-urusan Maritim, Ali diberi tugas khusus
oleh Soekarno untuk memimpin ibukota. Ia dilantik
sebagai Gubernur OKI oleh Presiden Soekarno pada
tanggal 28 April 1966. Selama sebelas tahun (1966
1977), ia berupaya memoles Jakarta dengan kreativi
tas yang tinggi dan sikap yang tegas.
Sejak awal menjabat Gubernur OKI, Ali secara
intensif keluyuran ke semua penjuru kota, menjela
jahi jalanan dan gang-gang kumuh. Ia mendatangi
pedagang di pinggir jalan, pengemis, dan penghuni
gubuk-gubuk liar. "Saya merasakan kehinaan jutaan
orang yang terpaksa mandi, cud mulut, dan cud pa
kaian di sungai-sungai terbuka," tutur Bang Ali.
Jakarta pada masa itu amat kumuh. Pasar yang
becek, jalanan berlubang setinggi lutut, serta tim
bunan sampah ada di mana-mana. Sistem angkutan
kota runyam, gedung sekolah bobrok, dan fasilitas
mandi-cud-kakus tanpa air tersebar di mana-mana.
Begitu buruknya situasi Jakarta sehingga para diplo
mat asing menyebutnya sarang wabah disentri.
Saling curiga di antara lapisan masyarakat juga
belum surut menyusul tragedi 30 September 1965.
Birokrasi seolah lumpuh di segala lini. Sementara itu,
inflasi mencapai 600%, urbanisasi tak terbendung,
dan penganggur membanjir. Kriminalitas merajalela.
Peme,rintah OKI hanya punya dana Rp 66 juta
untuk mengelola kota yang saat itu berpenduduk 4,6
juta jiwa. Ali Sadikin tidak putus asa. Ia menggebrak,
berteriak, dan membentak aparat pajak agar menge
rahkan pendapatan pajak. Ia menuntut kerja keras
38