Page 87 - EBOOK_100 Tokoh Yang Mengubah Indonesia
P. 87
Dickinson. Pendidikan formal ia lalui di Fakultas
Psikologi Universitas Indonesia, walaupun tidak sele
sai.
Sang penyair mud a ini adalah sosok intelektual
muda yang selalu gelisah menjelang keruntuhan
Orde Lama. Ia pun turut dalam perumusan Manifes
Kebudayaan, yang pada zaman kekuasaan Soekarno
sering diejek sebagai II Manikebu" .
Setelah Orde Lama tumbang ia menuntut ilmu
ke College of Europe, Belgia. Pulang dari sana ia lang
sung menggebrak dengan menjadi redaktur harian
Kammi (1969-1970), turut mendirikan majalah Eks
press (1970-1971), dan kemudian Tempo (1971-1994).
Di majalah ini tiap minggu, ia menulis Catatan Ping
giro Rubrik ini bisa dikatakan sebagai semacam ko
mentar, gumaman, atau semacam marginalia: atau
catatan-catatan yang ditorehkan di tepi halaman
buku yang sedang dibaca. Wadah percikan pikiran
pendek dan cepat di antara lalu lintas ide dan pe
ristiwa-peristiwa.
Penulis Catalan Pinggir ini juga menulis puisi.
Karyanya antara lain Parikesit (1969) dan Interlude
(1971). "Lirik-Lirik Goenawan membuat kita seperti
menghadapi alam diam yang terus menerus melepas
kan isyarat," begitu kesan penyair dan pengamat sas
tra Sapardi Djoko Damono. Burfon Raffel dalam The
Development o f Modem Indonesian Poetry, menyebut
puisi GM religius, hal us, dan terselubung.
Sosok yang low profile ini akhirnya tersengat juga
ketika Tempo bersama Detik dan Editor diberangus
dengan SK Menteri Penerangan No. 123 tanggal 21
Juni 1994. la tiba-tiba rajin turun ke jalan, memprotes
70