Page 267 - Kelas 9 IPS BS press
P. 267

memperoleh tanggapan positif. Oleh karena berbagai upaya diplomasi tidak
                 berhasil, pemerintah Indonesia akhirnya memutuskan untuk menempuh sikap
                 keras melalui konfrontasi total terhadap Belanda, antara lain sebagai berikut.
                 a)  Pada tahun 1956, Indonesia secara sepihak membatalkan hasil KMB dan
                    secara otomatis membubarkan Uni Indonesia- Belanda. Melalui UU No.
                    13 Tahun  1956  tanggal  3  Mei  1956  Indonesia  menyatakan  bahwa  Uni
                    Indonesia–Belanda tidak ada.
                 b)  Pada 17 Agustus 1960, Indonesia secara sepihak memutuskan hubungan
                    diplomatik dengan Belanda yang diikuti oleh pemecatan seluruh warga
                    negara Belanda yang bekerja di Indonesia. Kemudian pemerintah Indonesia
                    mengusir  semua  warga  negara  Belanda  yang  tinggal  di  Indonesia  dan
                    memanggil pulang duta besar serta para ekspatriat Indonesia yang ada di
                    Belanda.
                 c)  Pembentukan  Provinsi Irian Barat dengan ibu kota di Soasiu (Tidore)
                    untuk menandingi pembentukan negara Papua oleh Belanda.
                    Puncak  konfrontasi  Indonesia  terhadap  Belanda  terjadi  saat  Presiden
                 Soekarno  mengumandangkan  Trikora  (Tri  Komando  Rakyat)  pada  tanggal
                 19 Desember 1961 di Yogyakarta. Adapun isi Trikora adalah sebagai berikut.
                 1)  Gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan Belanda kolonial.
                 2)  Kibarkan sang Merah Putih di Irian Barat tanah air Indonesia.
                 3)  Bersiaplah  untuk  mobilisasi  umum  mempertahankan  kemerdekaan  dan
                    kesatuan tanah air dan bangsa

                    Untuk  melaksanakan  Trikora,  pada  tanggal  2  Januari  1962  Presiden/
                 Pangti ABRI/Panglima  Besar  Komando  Tertinggi  Pembebasan  Irian  Barat
                 mengeluarkan keputusan Nomor 1 Tahun 1962 untuk membentuk Komando
                 Mandala Pembebasan Irian Barat. Antara bulan Maret sampai bulan Agustus
                 1962  oleh  Komando  Mandala  dilakukan  serangkaian  operasi-operasi
                 pendaratan  melalui  laut  dan  penerjunan  dari  udara  di  daerah  Irian  Barat.
                 Operasi-operasi  infiltrasi  tersebut  berhasil  mendaratkan  pasukan-pasukan

                 ABRI dan sukarelawan di berbagai tempat di Irian Barat. Antara lain Operasi
                 Banteng  di  Fak-Fak  dan  Kaimana,  Operasi  Serigala  di  sekitar  Sorong  dan
                 Teminabuan, Operasi Naga dengan sasaran Merauke, serta Operasi Jatayu di
                 Sorong, Kaimana, dan Merauke.
                    Pada  mulanya  Belanda  mencemoohkan  persiapan-persiapan  Komando
                 Mandala tersebut. Mereka mengira, bahwa pasukan Indonesia tidak mungkin

                 dapat masuk ke wilayah Irian. Tetapi setelah ternyata operasi-operasi infiltrasi
                 dari  pihak  kita  berhasil,  maka  Belanda  bersedia  untuk  duduk  pada  meja
                 perundingan guna menyelesaikan sengketa Irian Barat.





                                                                   Ilmu Pengetahuan Sosial  255
   262   263   264   265   266   267   268   269   270   271   272