Page 262 - Kelas 9 IPS BS press
P. 262

C. Masa Demokrasi Terpimpin (1959 – 1965)























                     Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka
                     Gambar 4.15. Presiden Soekarno sedang membacakan Dekrit Presiden 5 Juli
                     1959 di Istana Merdeka.
                 Gambar  di  atas  menunjukkan  suasana  pembacaan  Dekrit  Presiden  pada
              tanggal 5 Juli 1959. Apa yang menyebabkan Presiden Soekarno mengeluarkan
              Dekrit Presiden 5 Juli 1959? Apa hubungan Dekrit Presiden tersebut dengan
              konsep Demokrasi Terpimpin? Bagaimana tanggapan rakyat terhadap Dekrit
              presiden itu? Untuk mengetahui jawabannya, perhatikan uraian materi berikut!
                 Masa  Demokrasi  Terpimpin  adalah  masa  ketika  Indonesia  menerapkan
              suatu  sistem  pemerintahan  dengan  seluruh  keputusan  pemerintah  berpusat
              pada kepala negara. Pada saat itu, jabatan kepala negara dijabat oleh Presiden
              Soekarno.  Masa  Demokrasi  Termimpin  berlangsung  sejak  dikeluarkannya
              Dekrit Presiden 5 Juli 1959 sampai tahun 1965.

              1. Perkembangan     Politik

              a.  Dekrit Presiden 5 Juli 1959
                 Kehidupan  masyarakat  Indonesia  pada  masa  Demokrasi  Parlementer
              belum pernah mencapai kestabilan secara nasional. Persaingan partai-partai
              politik yang menyebabkan pergantian kabinet terus terjadi. Selain itu, Dewan
              Konstituante hasil pemilu tahun 1955 ternyata tidak berhasil melaksanakan
              tugasnya menyusun UUD baru bagi Republik Indonesia. Dewan Konstituante
              tidak berhasil melaksanakan tugasnya disebabkan adaya perbedaan pandangan
              tentang dasar negara. Anggota Dewan Konstituante dari PNI, PKRI, Permai,
              Parkindo,  dan  partai  lain  yang  sehaluan  mengajukan  Pancasila  sebagai





             250    Kelas IX SMP/MTs Edisi Revisi
   257   258   259   260   261   262   263   264   265   266   267