Page 285 - Kelas 9 IPS BS press
P. 285

Timur, dan Papua. Dalam bidang ekonomi, Pemerintah Orde Baru berhasil
                 meningkatkan  pendapatan  perkapita  Indonesia  ke  tingkat  US$  600  pada
                 1980-an, kemudian meningkat lagi sampai US$ 1300 pada 1990-an. Namun
                 kebijakan  pemerintah  Orde  Baru  yang  terlalu  memfokuskan  pertumbuhan
                 ekonomi ternyata menjadi pemicu terbentuknya mentalitas dan budaya korupsi
                 di kalangan para pejabat di Indonesia. Selain itu, pelaksanaan kebijakan politik
                 yang cenderung otoriter dan sentralistik tidak memberikan ruang demokrasi
                 dan kebebasan rakyat untuk berpartisipasi penuh dalam proses pembangunan.
                 Dampak-dampak  negatif  inilah  yang  kemudian  mendorong  munculnya
                 keinginan  rakyat  Indonesia  untuk  melakukan  perubahan  dalam  kehidupan
                 bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
                    Gerakan Reformasi diawali dengan krisis moneter yang melanda Thailand
                 pada awal Juli 1997.  Krisis moneter ini mengguncang nilai tukar mata uang
                 negara-negara di Asia, seperti Malaysia, Filipina, Korea, dan Indonesia. Rupiah
                 yang berada pada posisi nilai tukar Rp.2.500/US$ menjadi sekitar Rp.17.000/
                 US$ pada bulan Januari 1998. Kondisi ini berdampak pada jatuhnya bursa
                 saham Jakarta, bangkrutnya perusahaan-perusahaan besar di Indonesia yang
                 menyebabkan  terjadinya  pemutusan  hubungan  kerja  (PHK)  secara  besar-
                 besaran.  dan  kenaikan  harga  barang-barang  kebutuhan  pokok  yang  tidak
                 terkendali. Keadaan kemudian diperparah dengan terkuaknya praktik korupsi,
                 kolusi, nepotisme (KKN) di kalangan para pejabat pemerintah.
                    Demonstrasi-demonstrasi  mahasiswa  berskala  besar  terjadi  di  seluruh
                 Indonesia. Tuntutan mahasiswa dalam aksi-aksinya adalah penurunan harga
                 sembako (sembilan bahan pokok), penghapusan monopoli, kolusi, korupsi dan
                 nepotisme (KKN) serta menuntut Presiden Soeharto turun dari jabatannya.
                    Pada tanggal 12 Mei 1998 empat orang mahasiswa tewas tertembak peluru
                 aparat  keamanan  saat  demonstrasi  menuntut  Presiden  Soeharto  mundur.
                 Penembakan ini menyulut demonstrasi yang lebih besar. Pada tanggal 13 Mei
                 1998  terjadi  kerusuhan,  pembakaran,  dan  penjarahan  di  Jakarta  dan  Solo.
                 Tanggal 14 Mei 1998 demonstrasi mahasiswa semakin meluas. Para demonstran
                 mulai menduduki gedung-gedung pemerintah di pusat dan daerah. Di Jakarta,
                 ribuan mahasiswa menduduki gedung MPR/DPR. Mereka berupaya menemui
                 pimpinan MPR/DPR agar mengambil sikap yang tegas. Selanjutnya, tanggal
                 18 Mei 1998 Ketua MPR/DPR Harmoko meminta Presiden Soeharto turun
                 dari  jabatannya.  Akhirnya  Pada  tanggal  21  Mei  1998,  Presiden  Soeharto
                 menyatakan mengundurkan diri sebagai presiden dan menyerahkan jabatan
                 presiden kepada wakilnya B.J. Habibie. Peristiwa pengunduran diri Presiden
                 Soeharto ini menandai berakhirnya masa pemerintahan Orde Baru selama 32
                 tahun dan dimulainya masa Reformasi.




                                                                   Ilmu Pengetahuan Sosial  273
   280   281   282   283   284   285   286   287   288   289   290