Page 287 - Kelas 9 IPS BS press
P. 287

c.  Pencabutan Pembatasan Partai Politik
                    Kebebasan berpolitik pada masa reformasi dilakukan dengan pencabutan
                 pembatasan  partai  politik.  Dengan  adanya  kebebasan  untuk  mendirikan
                 partai politik, pada pertengahan bulan Oktober 1998 sudah tercatat sebanyak
                 80 partai politik dibentuk. Menjelang Pemilihan Umum tahun 1999, partai

                 politik yang terdaftar mencapai 141 partai. Setelah diverifikasi oleh Komisi
                 Pemilihan Umum sebanyak 48 partai saja yang berhak mengikuti Pemilihan
                 Umum.  Dalam  hal  kebebasan  berpolitik,  pemerintah  juga  telah  mencabut
                 larangan mengeluarkan pendapat, berserikat, dan mengadakan rapat umum.

                 d. Penghapusan Dwi Fungsi ABRI
                    Pada  masa  reformasi  Dwi  Fungsi  ABRI  dihapuskan  secara  bertahap
                 sehingga  ABRI  berkonsentrasi  pada  fungsi  pertahanan  dan  keamanan.
                 Kedudukan  ABRI  dalam  MPR  jumlahnya  sudah  dikurangi  dari  75  orang
                 menjadi  38  orang.  ABRI  yang  semula  terdiri  atas  empat  angkatan  yang
                 termasuk Polri, mulai tanggal 5 Mei 1999, Polri memisahkan diri menjadi
                 Kepolisian Negara Republik Indonesia. Istilah ABRI berubah menjadi Tentara
                 Nasional Indonesia (TNI).

                 e.  Penyelenggaraan Pemilu
                    Sejak  dimulainya  masa  reformasi  hingga  tahun  2015,  pemerintah  telah
                 melaksanakan empat kali pemilihan umam, yaitu pemilu tahun 1999, 2004,
                 2009, dan 2014. Berbeda dengan pemilu-pemilu pada masa Orde Baru yang
                 hanya diikuti oleh tiga partai politik, pemilu pada masa reformasi diikuti oleh
                 banyak  partai  politik.  Meskipun  diikuti  oleh  banyak  partai  politik,  pemilu
                 pada masa reformasi berlangsung aman dan tertib.
                    Pemilu tahun 2004, adalah pemilu pertama yang memungkinkan rakyat
                 untuk memilih presiden secara langsung. Cara pelaksanaannya benar-benar
                 berbeda dari pemilu sebelumnya. Pemilu tahun 2004 dilaksanakan minimal
                 dua tahap dan maksimal tiga tahap. Tahap pertama adalah pemilu legislatif
                 untuk memilih partai politik dan anggotanya yang dicalonkan menjadi anggota
                 DPR, DPRD, dan DPD. Tahap kedua adalah pemilu presiden putaran pertama.
                 Pada tahap ini, pasangan presiden dan wakil presiden dirilis secara langsung
                 oleh rakyat. Tahap ketiga adalah pemilu presiden tahap kedua. Pemilu presiden
                 putaran kedua adalah tahap terakhir yang hanya dilaksanakan apabila pada
                 tahap kedua belum ada pasangan calon presiden yang mendapatkan 50% suara
                 pada  pemilihan  presiden  putaran  pertama.  Cara  pelaksanaan  pemilu  tahun
                 2004 masih digunakan pada pemilu tahun 2009 dan tahun 2014.







                                                                   Ilmu Pengetahuan Sosial  275
   282   283   284   285   286   287   288   289   290   291   292