Page 17 - PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN DENGAN STRATEGI DIPLOMASI
P. 17
Pada mulanya para pejuang TNI pejuangan yang berada di pos atau kantong- kantong
perjuangan itu tidak mau ditarik mundur ke wilayah RI atas dasar garis Van Mook itu.
Mereka berpandangan bahwa mereka tidak kalah perang, tidak perlu dievakuasi.
Mereka tidak mau ditarik mundur di belakang garis Van Mook. Sudah tentu ini menjadi
problem tersendiri karena sudah menjadi keputusan dalam Perundingan Renville.
Tampillah Sudirman dengan kepiawian dan kebapakannya mendekati mereka para
anggota TNI itu dengan menegaskan bahwa kita TNI dan para pejuang Indonesia tidak
kalah perang, para prajurit tidak dievakuasi, tetapi melakukan hijrah ke tempat yang
kondusif untuk melakukan konsolidasi untuk mencapai kemenangan yang lebih besar.
Kemudian Sudirman mengeluarkan amanatnya sebagai berikut.
Dengan pendekatan dan amanat dari panglima Besar Sudirman ini, dengan penuh
semangat para TNI melakukan hijrah untuk memasuki wilayah RI yang diakui dalam
PerjanjianRenville.
Isi Perjanjian Renville mendapat tentangan sehingga muncul mosi tidak percaya
terhadap Kabinet Amir Syarifuddin dan pada tanggal 23 Januari 1948, Amir menyerahkan
kembali mandatnya kepada Presiden. Dengan demikian perjanjian Renville menimbulkan
permasalahan baru, yaitu pembentukan pemerintahan peralihan yang tidak sesuai
dengan yang terdapat dalam perjanjian Linggarjati.
Sumber: Gelora Api Revolusi, 1986.
Gambar 4. Tentara Belanda pada saat Agresi Militer II.
16