Page 9 - PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN DENGAN STRATEGI DIPLOMASI
P. 9

Seperti  telah  kamu  kaji  pada  bagian  sebelumnya,  bahwa  Belanda  benar-benar
                     belum  mau  meninggalkan  Indonesia.  Konflik  Indonesia-Belanda  tidak  dapat  dihindari.

                     Kontak senjata dan perundingan dilakukan oleh kedua negara. Bagaimana perjuangan

                     bangsa Indonesia dalam konflik perang dan damai untuk mencapai kedaulatan?



                     Bangsa Indonesia juga sadar bahwa kekuatan senjata bukan satu-satunya jalan untuk
                     mencapai kemerdekaan. Jalur diplomasi atau perundingan adalah jalan lain yang perlu

                     ditempuh bangsa Indonesia. Hal ini juga menunjukkan bahwa bangsa Indonesia adalah
                     bangsa  yang  cinta  damai,  tetapi  lebih  mencintai  kemerdekaan.  Mengapa  demikian?

                     Sebab  langkah  diplomasi  kadang  tidak  selamanya  menguntungkan  bangsa  Indonesia,

                     demikian  sebaliknya.  Maka  dalam  kajian  di  bawah  ini  kamu  akan  menelaah
                     bagaimana  bangsa  kita  berusaha  menjalankan  politik  damai  untuk  mempertahankan

                     kemerdekaan,  tetapi  juga  tidak  mengesampingkan  dengan  kekuatan  senjata.  Jalan

                     damai  apa  saja  yang  ditempuh  bangsa  Indonesia?  Bagaimana  dampak  jalan  yang
                     ditempuh tersebut? Mari kita telaah bersama.




                          Memahami Teks



                      Dengan  memahami  teks  dapat  menumbuhkan  nilai  karakter
                      religius,  nasionalisme  dan  Gotong  royong,  dan  integritas
                      peserta didik




                     A.  Rangkaian Perjanjian Linggarjati
                     Perundingan ini dilangsungkan di Linggajati, Cirebon, Jawa Barat pada tanggal

                     10 November 1946. Delegasi Indonesia terdiri dari Sutan Sjahrir, Mohammad
                     Roem, Mr. Susanto Tirtoprojo, dan dr. A.K. Gani, sedangkan delegasi Belanda

                     antara lain Prof. Willem Schermerhorn, F. de Boer, H.J. van Mook, dan Max van
                     Poll. Bertindak sebagai mediator atau penengah adalah Lord Killearn dari




                                                              8
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14