Page 122 - Modul Pencemaran Air, Tanah, Udara, dan Fisik
P. 122
Modul Pencemaran Air, Tanah, Udara, dan Fisik
(d) Kebisingan tidak tetap (unsteady noise) dibagi lagi menjadi tiga jenis, yaitu:
(e) Kebisingan fluktuatif (fluctuating noise), kebisingan yang selalu berubah-ubah
selama rentang waktu tertentu.
(f) Intermitent noise, kebisingan yang terputus-putus dan besarnya dapat berubah-ubah.
Contoh kebisingan lalu lintas.
(g) Kebisingan impulsif (Impulsive noise), kebisingan ini dihasilkan oleh suara-suara
berintensitas tinggi (memekakkan telinga) dalam waktu relatif singkat, misalnya
suara ledakan senjata dan alat-alat sejenisnya.
IV. Dampak Pencemaran Udara Dalam Ruang.
Kebisingan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan manusia. Dampak
negatif tersebut dibagi menjadi 2 yaitu gangguan pada indera pendengaran dan non-pendengaran.
Gangguan pada indera pendengaran yaitu Noise Induce Hearing Loss (Yulianto, 2013). Gangguan
akibat kebisingan atau Noise Induce Hearing Loss merupakan gangguan pendengaran yang timbul
akibat paparan berulang dan lama bisa menahun yaitu setelah bekerja lebih dari 10- 15 tahun
(Addina, 2014). Berdasarkan data dari WHO (2004), diketahui bahwa gangguan pendengaran
akibat bising merupakan kecelakaan akibat kerja terbanyak kedua yang diderita seumur hidup
(WHO, 2004).
Gangguan non-pendengaran yaitu gangguan psikologis, gangguan konsentrasi, dan
gangguan emosi. Lestari (2013) menunjukkan bahwa keluhan gangguan psikologis yang banyak
dirasakan oleh responden yang terpajan bising adalah perasaan tidak nyaman akibat kebisingan.
Kristiyanto (2013) menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kebisingan dengan
gangguan konsentrasi pada tenaga kerja yang terpapar bising. Keluhan gangguan konsentrasi yang
dirasakan antara lain kurang cermat atau teliti, kesulitan dalam memusatkan perhatian, kesulitan
dalam menyelesaikan pekerjaan, dan hasil kerja yang kurang memuaskan.