Page 45 - E-MODUL PMKR
P. 45

Sistem pendinginan dalam mesin kendaraan adalah suatu sistem yang
                   berfungsi untuk menjaga supaya temperatur mesin dalam kondisi yang ideal.
                   Mesin pembakaran dalam melakukan proses pembakaran untuk
                   menghasilkan energi atau tenaga, dengan mekanisme panas dari hasil
                   pembakaran bahan bakar dengan udara diubah menjadi tenaga gerak.
                         Akibat lain dari proses pembakaran adalah hanya panas yang apabila tidak
                   didinginkan akan merusak komponen dari mesin itu sendiri. Sistem pendingin
                   (cooling system) adalah suatu rangkaian untuk mengatasi terjadinya over
                   heating pada mesin.
                    Pada sebuah system  pendingin  biasa  (menggunakan  udara)  tidak  terlalu
                   banyak mekanisme yang diperlukan , karena mesin akan dengan mudah
                   membuang  panas  ke  udara lepas  hanya  saja  lambat  dan  kurang  merata
                   (tidak  mencapai  penyerapan  panas  di  dalam  ruang  silinder),  Sistem
                   pendingin  udara  dikembangkan menjadi system pendingin air , system ini
                   dilengkapi oleh water jacket, pompa air, radiator, thermostat, kipas, selang karet
                   dan lain-lain. Sehingga penyerapan panas akan merata dan dapat dilepas
                   dengan merata, pada system  pendingin air mesin akan lebih siap meskipun
                   terus menerus di akselerasi karena  pada  system  ini  air  bersirkulasi  melewati
                   celah-celah  mesin  menyerap  panas hasil  pembakaran/gesekan  kemudian  di
                   lepas  melalui  saluran  radiator  dengan hembusan kipas radiator.
                   Secara umum fungsi sistem pendingin sebagai berikut :
                   1.     Mencegah terjadinya panas yang berlebihan (overheating)
                          Sistem pendingin mesin dibuat untuk menurunkan temperatur pada mesin
                          yang  tejadi dari proses pembakaran. Pada mesin bensin, proses
                          pembakaran akan menghasilkan panas yang kemudian di ubah menjadi
                          tenaga mekanik. Dari panas yang dihasilkan, hanya sekitar 25% yang
                          digunakan sebagai tenaga penggerak.
                   2.     Untuk mengatur agar suhu panas mesin selalu terjaga pada temperatur
                                           o
                                    o
                          antara 80 – 90 C
                                                                                o
                                                                         o
                          Temperatur kerja mesin umumnya antara 80 – 90 C. Pada saat
                          komponen mesin telah mencapai temperatur tersebut maka komponen
                          mesin akan mendapatkan pemuaian, sehingga celah (clearance) pada
                          masing-masing komponen menjadi tepat (memadat). Disamping itu, kerja
                          mesin menjadi maksimum dan emisi gas  buang yang ditimbulkan menjadi
                          minimum.
                   3.     Mempercepat motor mencapai temperatur kejanya.
                          Panas yang berlebih akan mempengaruhi kerja motor dan emisi gas
                          buang yang berlebihan. Hal tersebut dapat terjadi karena pada saat motor
                          bekerja pada temperatur yang dingin maka campuran bahan bakar dengan
                          udara yang masuk kedalam ruang silinder tidak sesuai dengan campuran
                          yang dapat menghasilkan kerja motor yang maksimum. Temperatur
                          dinding silinder pada saat suhu dingin dapat mengakibatkan pembakaran
                          menjadi tidak smepurna sehingga gas buang banyak mengandung emisi
                          yang merugikan biaya oprasional engine.



                                                              42
   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50