Page 137 - Sastra Anak Sandi Budiana, M.Pd
P. 137
Sesampai di rumah kulihat ada ibu sedang merenung di kursi
kayu yang setiap malam aku gunakan untuk belajar. Aku
mengucapkan salam dan mencium tangan Ibu. Tidak begitu
kuhiraukan kegundahan hati ibu. Aku segera masuk kamar dan
mengambil kaleng bekas kue kering yang kujadikan tempat
untuk menabung uang. Kubuka segera kaleng itu dan kuhitung
semua uangnya. Aku senang dan bersyukur.
Sekalipun sebagian besar tabunganku berbentuk uang logam,
jumlah uangku cukup untuk membeli sepeda tersebut, bahkan
sedikit ada kelebihannya. Kuniatkan kelebihannya ini untuk
diberikan kepada adikku yang ingin sekali membeli mainan yoyo.
133