Page 84 - Sastra Anak Sandi Budiana, M.Pd
P. 84
Via menggandeng tangan Sri. "Kamu cantik kok Sri. Logat bahasamu
mungkin berbeda karena kamu kan berasal dari Jawa Tengah. Tapi
kalau menurutku kamu unik loh. Aku juga cara bicaranya dulu lucu
kata orang orang. Aku kan orang melayu kalau kata Anisa cara
bicaraku kayak upin ipin." Cerita Via, ia mengingat masa lalunya 3
tahun yang lalu ketika ia baru pindah ke Kota Bogor. "Iya bener tuh,
tapi aku dan Via akhirnya bisa berteman baik apalagi kami sama
sama menyukai buku cerita. Jadinya tambah mirip sama upin-ipin
versi sunda melayu" tambah Anisa sembari tertawa kecil.
Tiba-tiba tiga orang anak laki-laki mendatangi Via, Sri, dan
Anisa. " Eh item, kok masih di padang bunga ini? Merusak suasana
saja" ledek salah satu anak laki laki itu. " kamu kalau bicara jangan
seenaknya ya! Kamu kira kamu siapa?" Tantang Anisa sembari
mendorong anak itu, ia tampak sangat kesal melihat kelakuan anak
laki-laki itu. "Wah berani banget kamu, aku ini anak ketua RT disini!
Sok kuat ya kamu" Bentak anak itu." Emang kuat kok, kamu anak RT
saja sombong." Ejek Anisa
"Anisa jangan bertengkar" ucap Via. "Dia dilempar bola juga
nangis" ucap anak itu, teman-teman anak itu tertawa mengejek
Anisa. "Aku tantangin kamu main tikus kucing! " Tantang Anisa
"Apaan tuh tikus kucing?" Tanya Anak itu "eits, kenalan dulu kita. Tak
kenal maka tak sayang" Kata Via dengan nada bercanda. Mereka
pun berkenalan satu persatu. "Ohh jadi nama kalian Rio dan Andre.
Baiklah cara bermainnya perwakilan dari kita harus suit untuk
menentukan tim siapa yang menjadi kucing dan tikus." Jelas Anisa.
80