Page 125 - Sejarah Tamadun Islam 2
P. 125
Secara umum, arsitektur masjid dibangun dengan pilar-pilar yang banyak untuk menopang atap dan kubah. Namun demikian, terdapat juga masjid yang lebih kecil hanya dibangun dengan empat dinding dengan bagian luar dan dalam yang dibagikan kepada ruang utama dan teras.
Selain dari ciri-ciri umum tersebut, arsitektur masjid atau bangunan- bangunan lain dalam peradaban Islam memiliki prinsip-prinsip estetika seperti yang dijabarkan (diuraikan) oleh Foroozani110 sebagaimana berikut:
Prinsip proporsional: Yaitu prinsip yang menekankan kesesuaian ukuran berbagai elemen ke dalam rancangan dan permukaan bangunan yang berkaitan dengan luas dan panjang ukuran ruangan, halaman, kolam, luas dan tinggi gerbang masuk, koridor, tiang-tiang, jendela, pintu, serta tinggi ruangan umum dan ruangan khusus.
Prinsip berskala: Yaitu prinsip yang mempertimbangkan perbandingan antara ukuran monumen dan ukuran bangunan- bangunan kediaman warga di sekitarnya. Di dalam arsitektur Islam, bangunan umum seperti masjid serta menaranya menjadi tanda penunjuk sebagai pusat kota yang menjulang ke langit yang lebih tinggi dari bangunan-bangunan yang lain.
Prinsip pengulangan: Yaitu prinsip yang digunakan di dalam merancang sisi permukaan bangunan yang dapat dilihat dari pengulangan bentuk dan letak kolom, jendela, lengkungan yang biasanya diulang lebih dari dua kali.
110
Rujuk Foroozani, 1991.
1
2
3
sejarah tamadun islam 2
111