Page 45 - Sejarah Tamadun Islam 2
P. 45

c Jahl Murakkab ( َج ْه ٌل ُم َر َّك ٌب ): Yaitu bentuk kejahilan yang bersifat rumit.
Zhann (َظ ّن ): Yaitu pengetahuan tentang sesuatu dengan kemungkinan adanya (pendapat) lainnya yang lemah (marjūḥ).
Wahm (َوهم ): Yaitu pengetahuan tentang sesuatu dengan kemungkinan adanya (pendapat) lainnya yang kuat (rājiḥ).
Syakk (َش ّك ): Yaitu pengetahuan tentang sesuatu dengan kemungkinan adanya pendapat lainnya yang sama kuat.17
2. Imam al-Ghazālī raḥimahullāh dalam Al-Munqidz min al-Dhalāl mendefinisikan ilmu sebagaimana berikut:18
أن العلم اليقيني هو الذي ينكشف فيه المعلوم انكشا ًفا ل يبقى
َم َع ُه َريب، وليفارقه إمكان الغلط والوهم، ول يتسع القلب
لتقدير ذلك، بل المان من الخطأ ينبغي أن يكون مقار ًنا لليقي،
مقارنةلوتدىبإظهاربطلنه-مثًل-منيقلبالحجرذهبا ً
و ا ل ع ص ا ث ع ب ا ًن ا ، ل ي ر و ث ذ ل ك ش ًك ا و إ ن ك ا ر ا . ً
“Sesungguhnya ilmu yang bersandarkan kepada keyakinan adalah ilmu yang tersingkap karenanya perkara yang dimaklumi dengan
17 Muhammad ibn Shalih al-Utsaimin, Al-Ushul min Ushul al-Fiqh, (terj. Abu Shilah dan Ummu Shalih, Prinsip Ilmu Ushul Fiqih), (PDF disebarkan oleh http://tholib. wordpress.com, Juni 2007) hlm. 14–17.
18 Rujuk Abū Ḥāmid al-Ghazālī, Al-Munqidz min al-Dhalāl (Ed. Maḥmūd Bījū), Dimashq, 1992, hlm. 32.
d e
f
sejarah tamadun islam 2
31



















































































   43   44   45   46   47