Page 74 - Sejarah Tamadun Islam 2
P. 74
60
sejarah tamadun islam 2
Agar dapat menjelaskan sains dan keberhasilannya, orang harus melangkah keluar dari batas-batas sains.
Beberapa landasan filosofis sains modern telah digugat dan dikemukakan alternatif penggantinya.
Bila didalami ternyata metode sains yang berkembang di Barat sebenarnya tidak hanya satu model saja. Prof. Syed Muhammad Naquib Al-Attas57 mengemukakan ada tiga model metode sains yang berkembang di Barat yang metode-metode ini mengarah pada penolakan terhadap eksistensi dan konsepsi ketuhanan. Metode-metode tersebut di antaranya:
Rasionalisme filosofis, yang cenderung hanya bersandar pada nalar (reason) tanpa bantuan pengalaman (spiritual) atau persepsi indrawi.
Rasionalisme sekuler yang cenderung lebih bersandar pada pengalaman indrawi, menyangkal otoritas dan intuisi, serta menolak wahyu dan agama sebagai sumber ilmu yang benar.
Empirisme filosofis atau empirisme logis yang menyandarkan seluruh ilmu pada fakta-fakta yang dapat diamati, bangunan logika dan analisis bahasa.58
57 Syed Muhammad Naquib bin Ali Al-Attas (lahir di Bogor pada 5 September 1931) adalah filsuf dan pemikir Muslim kontemporer ternama. Dia adalah seorang dari sedikit ilmuwan kontemporer yang memiliki akar dalam ilmu-ilmu Islam tradisional yang kompeten di bidang teologi, filsafat, metafisik, sejarah dan sastra. Dia dianggap pencetus ide Islamisasi ilmu pengetahuan.
58 Syed Muhammad Naquib Al-Attas, Islam and The Philosophy of Science, Edisi Indonesia Terjemahan Saiful Mujanni, Jakarta: Mizan, 1995, hlm. 27-28.
7 8
1
2
3