Page 77 - Sejarah Tamadun Islam 2
P. 77

 Alparslan juga berargumen bahwa usaha Islamisasi Al-Attas bukan ditujukan kepada ilmu secara umum, tetapi khusus kepada ilmu-ilmu kontemporer yang telah diselipkan kepadanya filsafat dan cara pandang alam sekuler.65
Sejak dari awal, para cendekiawan telah memberikan pandangan bahwa ilmu dalam Islam mempunyai cirinya tersendiri, dari segi ilmu itu dipahami, sumber-sumbernya dan terapan-terapannya kepada sistem sosial dan peralatan-peralatan yang disebut sebagai teknologi. Jadi, sains dalam Islam mempunyai kerangka filsafat tersendiri yang perlu dipahami dan dihayati sebelum membicarakan sains sebagai satu disiplin ilmu.
Alparslan dalam bukunya “Islamic Scientific Tradition in History” telah menjabarkan perkembangan sains yang dapat diringkaskan kepada tahap-tahap sebagaimana berikut:
1.
2.
65 Ibid, hlm. 7.
Tahap pembentukan cara pandang alam (Worldview). Alparslan menggambarkan tahap ini sebagai “Abstract Level”, di mana tidak semua anggota masyarakat bisa berkecimpung di dalamnya. Tahap ini berlangsung sepanjang periode Mekah sehingga ke tahun 50 Hijriah atau berkisar antara 610M dan 632M. Sepanjang periode tersebut ilmu dibentuk dan dikembangkan berdasarkan wahyu yang diturunkan kepada Rasulullah SAW dan diajarkan langsung kepada sahabat-sahabat beliau yang setia. Wahyu Allah SWT melalui Al-Qur’an telah melontarkan konsep-konsep baru yang tidak dikenal pada era masyarakat Arab sebelum Islam.
Tahap pembentukan permasalahan dan kemunculan tradisi ilmu. Periode ini berkembang sekitar 660–750M. Pada tahap ini beberapa permasalahan telah dibahas oleh
sejarah tamadun islam 2
63

























































































   75   76   77   78   79