Page 150 - Kompendium Katekismus Gereja Katolik
P. 150

Mengikuti Yesus menuntut ketaatan kepada perintah-perintah Allah. Hukum Lama
            tidak dihapuskan, manusia diundang untuk menemukannya dalam pribadi Guru ilahi
            yang  melaksanakannya  dengan  sempurna  dalam  Diri-Nya,  mengungkapkan  makna ke-
            kepenuhannya, dan memaklumkan nilai abadinya.
                Lukisan  pada  bagian  ini  menyajikan  Kristus  yang  mengajar  para  murid-Nya  dalam
            Khotbah  di  Bukit (bdk.  Mat  5-7).  Bagian-bagian  penting  dari  ”khotbah”  ini  ialah  sabda
            bahagia,  pemenuhan  hukum  lama,  doa,  doa  Bapa  Kami,  pengajaran  tentang  puasa,  dan
            undangan kepada para murid untuk menjadi garam dan cahaya dunia.
                Gunung dengan ketinggiannya di atas bumi dan kedekatannya dengan langit meng-
            gambarkan tempat khusus untuk perjumpaan dengan Allah. Yesus Sang Guru, yang duduk di
            atas batu karang seperti sebuah singgasana dengan jari telunjuk tangan kanan yang menunjuk
            ke langit, menggambarkan asal ilahi dari Sabda kehidupan dan kebahagiaan-Nya. Gulungan
            kertas yang dipegang-Nya pada tangan kiri melambangkan pemenuhan pengajaran-Nya yang
            Dia percayakan sepenuhnya kepada para Rasul yang diundang untuk mewartakan Injil kepada
            segala bangsa, membaptis mereka dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
                Dua belas Rasul yang membentuk suatu lingkaran pada kaki Sang Guru, semuanya
            mempunyai halo (lingkaran di kepala) untuk menunjukkan kesetiaan mereka kepada Kristus
            dan saksi kesucian mereka dalam Gereja. Hanya satu dari mereka, setengah tersembunyi, yang
            mempunyai halo hitam, menunjukkan ketidaksetiaannya kepada kabar gembira. Pewartaan
            Kerajaan Allah oleh Yesus bukanlah kata-kata kosong dan tidak konsisten, tetapi tindakan
            yang efektif dan berdaya guna. Kisah orang lumpuh di Kapernaum, yang diceritakan oleh
            ketiga Injil Sinoptik, mempunyai makna dalam hubungan dengan hal ini.
                 ”Sesudah itu, naiklah Yesus ke dalam perahu lalu menyeberang. Kemudian, sampailah
            Ia ke kota-Nya sendiri. Maka, dibawa oranglah kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di
            tempat tidurnya.  Ketika  Yesus  melihat  iman  mereka,  berkatalah  Ia  kepada  orang  lum-
            puh itu, ”Percayalah, hai anakku, dosamu sudah diampuni.” Maka, berkatalah beberapa orang
            ahli Taurat dalam hatinya, ”Ia menghujat Allah.” Tetapi, Yesus mengetahui pikiran mereka, la-
            lu berkata, ”Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat di dalam hatimu? Manakah le-
            bih mudah, mengatakan: ‘Dosamu sudah diampuni,’ atau mengatakan: ‘Bangunlah dan ber-
            jalanlah?’ Tetapi, supaya kamu tahu bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni
            dosa – lalu berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu, ”Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan
            pulanglah ke rumahmu.” Dan, orang itu pun bangun lalu pulang” (Mat 9:1-7).
                Dalam  episode  ini,  penyembuhan  fisik  tidak  lain  tidak  bukan  daripada  wajah  yang
            tampak  dari  mukjizat  spiritual  pembebasan  dari  dosa.  Penyembuhan  dan  pengampunan
            menjadi ciri khas kegiatan pengajaran Yesus, Sang Guru ilahi.


                Beato Angelico, The Sermon on the Mount, Museum of Saint Mark, Florence.
   145   146   147   148   149   150   151   152   153   154   155