Page 44 - Presiden Republik Indonesia
P. 44
44
Sukarno pada rapat-rapat Badan
Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
(Sumber: IPPHOS).
lalu hubungan mereka diwarnai oleh perdebatan ideologi dan “mendukung” proses terwujudnya kemerdekaan
dan strategi perjuangan. Setelah persetujuan rahasia itu Indonesia. Sesuai dengan tertib istana yang diberitahukan
Sukarno pindah ke sebuah rumah sederhana yang cukup kepada mereka, para tamu membungkukkan badan
menyenangkan di daerah Menteng. Sejak itu persahabatan ketika bertemu Tenno Heika, tetapi Kaisar Hirohito justru
abadi terjalin antara Sukarno dan Hatta, betapapun menjabat tangan mereka. Dalam pertemuan itu Tenno
kemudian perbedaan politik memisahkan mereka juga. Heika menganugerahi Bintang Ratna Suci kepada Sukarno
Penampilan pertama Sukarno dan Hatta di depan publik dan Hatta. Bagi Sukarno undangan ke Jepang merupakan
terjadi dua minggu kemudian di sebuah rumah tua bergaya kesempatan pertama berkunjung ke luar negeri.
kolonial di pusat kota Jakarta, bekas rumah orang Jerman. Sebagai upaya menarik simpati pemimpin Indonesia,
Pertemuan itu dihadiri ratusan anggota masyarakat yang Jepang memberikan “janji kemerdekaan”. Pada 1 Maret 1945,
gembira mendengar berita tentang kedua tokoh pergerakan Saiko Sikikan (pemimpin tertinggi pemerintahan militer
nasional itu telah menyelesaikan pertentangan mereka. Jepang di Jawa), Jenderal Harada Kumakici, mengumumkan
Dalam pidato sambutan mereka, baik Sukarno maupun pembentukan badan yang bertugas menyelidiki hal-hal
Hatta menekankan bahwa telah tiba saatnya rakyat penting berkenaan dengan pembentukan negara Indonesia
Indonesia bersatu. Mereka berjanji tidak akan membiarkan yang merdeka. Badan ini diberi nama Badan Penyelidik
diri terlarut dalam pertentangan seperti pada masa lampau. Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
Betapa berat tanggung jawab moral yang harus atau Dokuritsu Junbi Cosakai, disingkat Badan Penyelidik,
dipikul kedua pemimpin itu. Mereka bekerja sama dengan yang diketuai oleh Radjiman Wedyodiningrat. Dalam
Jepang sambil menunggu sampai datang saat yang tepat. sidangnya yang pertama tanggal 28 Mei–2 Juni 1945, BPUPKI
Keduanya sadar bahwa gaya revolusioner yang tergesa- membahas rancangan undang-undang dasar negara yang
gesa hanya akan menimbulkan pertumpahan darah yang kemerdekaannya telah dijanjikan Jepang. Tiga anggota
sia-sia. menyampaikan hasrat mereka untuk menyampaikan
Kehati-hatian ini membawa berkah politik juga. Pada pemikiran mengenai apa yang disebut sebagai philosophische
10 November 1943, Sukarno dan Hatta diundang ke grondslag, yaitu Muhammad Yamin, Soepomo, dan Sukarno.
Tokyo agar mereka bisa menyampaikan rasa terima kasih Pada tanggal 1 Juni 1945 Sukarno menyampaikan pidato di
kepada Tenno Heika yang bermurah hati “mempercepat” hadapan sidang BPUPKI.
SUKARNO:1945–196 7
Presiden Republik Indonesia FINAL ARTWORK_EditSBY.indd 44 10/20/14 0:39