Page 435 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 435
”Kenapa, Pak Thom?”
Ram, aku menertawakan dia sekarang. Persis saat ini, Pasifik
telah tiba di bagian laut yang hilang dari peta navigasi. Kemudi
kapal itu tidak pernah menuju Hongkong. Aku telah mengubah-
nya, lantas menipu display-nya seolah-olah tetap menuju ke arah
Hongkong. Persis saat ini juga, Pasifik kehabisan solar, terapung-
apung tanpa tenaga, terjebak di bagian laut yang bahkan sejak
Opa muda dulu legendanya sudah mengerikan.
Aku tertawa, membayangkan wajah panik Ram saat bangun
tidur, melihat ke luar jendela, bukannya gedung-gedung tinggi
dan burung camar yang menyambutnya, melainkan hamparan
lautan kosong sejauh mata memandang. Dengan logistik di
lambung Pasifik, dia boleh jadi bisa bertahan dua hari di sana.
Tetapi semua pelaut tahu, bukan soal logistik. Bertahun-tahun,
puluhan kapal, bahkan belasan pesawat terbang telah hilang di
bagian itu tanpa pernah terjelaskan.
”Kembali ke Jakarta, Kadek!” aku berseru.
”Siap, Pak Thom.” Kadek mengangguk.
Saatnya aku menyelesaikan urusan lain. Tuan Shinpei.
433
Isi-Negeri Bedebah.indd 433 7/5/2012 9:51:16 AM