Page 135 - Buku Siswa Kelas 6 Tema 8 Revisi 2018
P. 135

1.  Bacalah cerita rakyat dari Riau yang berjudul “Burung Tempua dan Burung
                           Puyuh”. Kemudian, isilah ulasan ceritanya di format yang telah disediakan!
                                              Burung Tempua dan Burung Puyuh
                                                                Riau

                           Burung Tempua dan Burung Puyuh adalah sepasang sahabat. Selama ini,
                       mereka selalu hidup rukun. Namun, suatu saat, mereka sedikit berselisih.
                       Masing-masing menyatakan memiliki sarang yang paling bagus dan nyaman.
                       ”Tentu saja sarangku yang lebih hebat. Aku membuatnya selama berminggu-
                       minggu dengan cara menjalin rumput kering dan alang-alang. Sarangku amat
                       kuat!” Tempua memulai pembicaraan.

                           Puyuh tergelak. “Untuk apa menghabiskan waktu berminggu-minggu untuk
                       membuat sarang? Lihatlah sarangku. Aku bahkan tak perlu membuatnya.”
                       Puyuh menunjukan sarangnya, pohon tumbang yang dijadikan Puyuh sebagai
                       tempat berlindung.

                           Tempua mencibir. ”Itu bukan sarang. Lagi pula, jika hanya seperti itu, musuh
                       mudah menangkapmu.”
                           Puyuh menggeleng. “Tidak, mereka tak tahu keberadaanku. Aku akan sering
                       berpindah serang.”

                           Tempua terdiam sejenak. Dia merasa bahwa sarangnya masih jauh lebih
                       baik daripada sarang Puyuh.
                           Untuk membuktikannya, dia mengajak Puyuh menginap di sarangnya. Dia
                       yakin, Puyuh akan mengakui bahwa sarangnya jauh lebih baik. Puyuh setuju
                       dan mengikuti Tempua pulang. Saat menuju ke sarang Tempua, Puyuh cukup
                       kelelahan. Maklum saja, selama ini, dia tak perlu terbang tinggi untuk kembali
                       ke sarangnya sendiri. Tak lama kemudian, mereka berdua tidur. Namun, Puyuh
                       gelisah,  dia kehausan. Dia  lalu membangunkan Tempua  untuk meminta
                       minum. Namun, Tempua tak punya air.
                           Puyuh tak mungkin terbang keluar untuk mencari air. Suasana di luar
                       gelap gulita, lagi pula sarang itu tinggi sekali. Akhirnya, Puyuh tidur sambil
                       menahan haus. Beberapa saat kemudian, ada angin kencang bertiup. Pohon
                       tempat sarang Tempua bergoyang-goyang hebat. Puyuh ketakutan. ”Tenang
                       saja. Sarangku kuat, kita tak mungkin jatuh,” hibur Tempua. Tempua benar. Tak
                       lama kemudian, angin berhenti bertiup. Mereka berdua masih aman di dalam
                       sarang. Namun, Puyuh masih ketakutan. Malam itu, dia tak bisa tidur nyenyak.
                       Keesokan  harinya  Puyuh  berpamitan  pada  Tempua.  Dia tak  mau  tinggal  di
                       sarang  Tempua  lagi.  Lalu,  Puyuh  menawarkan  pada  Tempua,  ”Bagaimana
                       kalau kau juga mencoba tidur di sarangku?” Tempua pun setuju.

                           Hari sudah malam saat Puyuh dan Tempua menemukan pohon tumbang
                       di dekat sungai. ”Pohon ini amat cocok bagi kita,” seru Puyuh senang. Tempua
                       bingung. ”Kita mau tidur di mana?” Puyuh menunjuk kolong pohon itu. Meski
                       merasa enggan, Tempua pun menuruti ajakan Puyuh.





                                                                                Aku Cinta Membaca             129






                                             Di unduh dari : Bukupaket.com
   130   131   132   133   134   135   136   137   138   139   140