Page 21 - BUKU PANDUAN MUSEUM_Neat
P. 21
ketat. Jadwal kegiatan sudah ditentukan dari pagi sampai malam hari, bagi
mereka yang melanggar ketentuan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan
kesalahan yang diperbuatnya.
Pelajar yang masuk ke STOVIA diwajibkan membuat surat perjanjian
(acte van verband). lsi surat tersebut akan mengikat lulusan STOVIA untuk
bekerja pada dinas pemerintah selama 10 tahun berturut-turut, dimana saja
tenaganya diperlukan. Kalau tidak ia bersama orang tua atau walinya akan
mengembalikan biaya pendidikan selama 9 tahun kepada pemerintah. Namun
perjanjian tersebut merisaukan dan memberatkan pelajar-pelajar yang masih
melangsungkan pendidikannya sehingga diantara mereka banyak yang
berhenti dan sekolahpun kekurangan murid. Sehingga surat perjanjian tersebut
ditinjau kembali dan akhirnya ketentuan itu hanya diberlakukan pada pelajar
baru. Setelah itu proses pendidikanpun berlangsung normal kembali.
Pada 1909 STOVIA berhasil meluluskan muridnya, buat mereka yang
mengakhiri pendidikan dengan baik di STOVIA tidak lagi bergelar Dokter Jawa
melainkan lnlandsche Arts (dokter Bumiputera). Mereka berwenang
mempraktekkan ilmu kedokteran seluruhnya termasuk kebidanan.
Jumlah pelajar STOVIA terus bertambah dan untuk menyesuaikan
dengan perkembangan zaman, maka perlu dibangun gedung baru sebagai
tempat pendidikan dan praktek pelajar STOVIA.
Tahun 1919 berdiri rumah sakit Centrale Burgerlijke Ziekeninrichting di
Salemba yang dipimpin oleh Dr. Hulskoff . Di rumah sakit inilah dijadikan
sebagai tempat praktek pelajar STOVIA karena sarana dan prasarananya lebih
lengkap dan modern.