Page 24 - BUKU PANDUAN MUSEUM_Neat
P. 24
Pada masa Prokalamasi kemerdekaan 1945 sampai 1973, gedung Eks-
STOVIA dimanfaatkan sebagai tempat tinggal bekas tentara KNIL yang berasal
dari Ambon beserta keluarganya.
Gedung STOVIA menjadi salah satu tempat istimewa dalam sejarah
perjalanan negeri ini, karena menjadi saksi lahirnya organisasi-organisasi
pergerakan seperti Boedi Oetomo, Jong Java, Jong Minahasa dan Jong Ambon
dan lain-lain. Di gedung ini juga beberapa tokoh pergerakan seperti Ki Hajar
Dewantara, Cipto Mangunkusumo, dan Soetomo pernah menimba ilmu.
Mengingat banyaknya peristiwa-peristiwa sejarah penting te~adi di
gedung ini, maka pada tahun 1973 Pemerintah DKI Jakarta melakukan
pemugaran. Bangunan gedung Eks-STOVIA yang sudah beralih fungsi sebagai
hunian tempat tinggal, dikembalikan kondisinya seperti pada saat menjadi
Sekolah Dokter Pribumi. Sedangkam mayarakat Ambon yang mendiami
gedung ini dipindahkan dan ditampung dikomplek perumahan di daerah
Cengkareng Jakarta Barat.
Kegiatan pemugaran dan renovasi gedung Eks-STOVIA oleh
pemerintah daerah DKI Jakarta selesai dalam waktu satu tahun. Pada 20 Mei
1974 Presiden Soeharto meresmikan penggunaan Gedung Eks-STOVIA
sebagai "Gedung Kebangkitan Nasional" yang pengelolaannya dilakukan oleh
Pemerintah Daerah DKI Jakarta.
Tahun 1974 di dalam Gedung Kebangkitan Nasional terdapat museum-
museum yaitu museum kesehatan, museum pers, museum wanita dan
museum Boedi Oetomo. Juga dimanfaatkan untuk perkantoran -perkantoran,
antara lain oleh kantor Yayasan Pembela Tanah Air (YAPETA), perpustakaan
Yayasan ldayu dan Lembaga Perpustakaan Dokumentasi Indonesia.
Banyaknya peristiwa sejarah yang pernah terjadi di Gedung
Kebangkitan Nasional ini n'lendorong pemerintah daerah DKI Jakarta pada 27