Page 171 - Ebook_Toponim Jogja-
P. 171

Toponim Kota Yogyakarta   153











                  3. Kampung Jetisharjo


                  Nama Jetis yang terdapat dalam nama Kampung Jetisharjo berhubungan dengan dunia
                  flora. Lema “jethis” adalah sinonim dari kata “siyung”. Kamus Bausastra Jawa yang disusun
                  Poerwadarminta tahun 1939 menjelaskan dua arti yang terkandung dalam terminologi
                  siyung: untu lancip (antarane bam karo untu ngarêp); irah-irahan (perangan) ing bawang.
                  Dari dua arti ini, yang sealur dengan sejarah lokal Kampung Jetis ialah perkara bawang.
                  Tafsir historisnya, daerah tersebut di masa lampau ditumbuhi tanaman bawang. Maka,
                  segenap warga bersepakat membangun identitas nama Kampung Jetis.


                  Sedangkan toponim Kampung Jetisharjo yang masuk wilayah Kelurahan
                  Cakradiningratan dapat ditelusuri riwayatnya melalui akar kata: jetis dan arjo. Istilah
                  “arja” merujuk pustaka berjudul Têmbung Kawi Mawi Têgêsipun garapan Wintêr (1928)
                  memuat arti prayogi, rahajêng, pantês, wêwulang, bêning, mulya, raras, dan bagus. Dari uraian
                  makna dua istilah itu, dapat diterangkan Jetisharjo adalah di lokasi tersebut tempo dulu
                  tumbuh bawang yang bermutu. Masyarakat setempat tanpa ragu menamai daerah itu
                  dengan sebutan Jetisharjo.

                  Memang, tanaman  bawang atau bawang  putih (Allium  sativum) sedari lama  telah
                  menyatu dengan kehidupan orang Jawa, terutama untuk urusan dapur dan pengobatan
                  tradisional. Contoh gamblang sewaktu ibu-ibu menggoreng tempe, tahu, atau ikan
                  sering hanya dibumbui bawang dan garam sudah terasa enak dan keluarganya doyan.
                  Bawang putih sudah lama dikenal, dan melintasi jagad. Orang Mesir kuna menamai
                  bawang putih: khicfjana. Warga Spanyol menyebut qjo. Masyarakat Jerman menyebut
                  knoblauc. Dan penduduk Cina menamai suan.


                  Pakar  botani Imam Budi Santosa (2017) mencuplik cerita kuno para  pekerja
                  pembuatan piramida di Mesir acap diberi makanan yang mengandung bawang putih
                  demi menjaga stamina mereka. Di tlatah Jawa ada berbagai varietas bawang putih yang
                  dibudidayakan, seperti jenis Tawangmangu, lumbu hijau, lumbu kuning, Cirebon, dan
                  lainnya. Tapi mayoritas ditanam pak petani adalah jenis lumbu hijau dan lumbu kuning.
                  Bawang putih sesungguhnya bisa digarap di dataran rendah maupun tinggi. Namun
                  kenyataannya  pertanaman  bawang  masih  banyak  dilakoni di pegunungan. Pasalnya,
                  untuk menghasilkan produksi berkelas, bawang putih perlu curah hujan 100-200 mm/
                  bulan. Terlampau banyak hujan gampang busuk, tapi jika kurang hujan pertumbuhannya
   166   167   168   169   170   171   172   173   174   175   176