Page 172 - Ebook_Toponim Jogja-
P. 172
154 Toponim Kota Yogyakarta
terganggu (kerdil). Bawang putih menghendaki sinar mentari bersuhu 18-25° C.
Sementara untuk kelembaban berkisar 60-70%.
Bawang putih menjadi salah satu komoditi pertanian penting yang laku keras di
pasaran Jawa, Indonesia maupun luar negeri. Sebagai komoditi niaga yang dicari orang,
lumrah para petani mengawetkan bawang putih setelah dipanen. Lazimnya dengan
mengeringkan atau menjemur dibawah guyuran sinar mentari. Ada pula yang memakai
pengasapan. Caranya, menaruh ikatan bawang putih di atas tungku dapur tradisional.
Sedangkan cara modern, pengeringan menggunakan pemanasan listrik (oven).
Selain bumbu masak, bawang putih digunakan pula sebagai bahan jamu atau pengobatan
tradisional. Seperti mengobati sakit gigi, dimakan mentah menurunkan tekanan darah
tinggi, pembuatan pupuk tapal untuk bayi, obat sakit perut (masuk angin), campuran
minyak urut untuk keseleo, dan lainnya. Kepercayaan Jawa mengajarkan pemakaian
bawang putih menangkal gangguan roh jahat. Bawang dibungkus bersama jarum atau
peniti dibawa ibu hamil atau ditaruh dekat tempat tidurnya bayi. Dari realitas aneka
fungsi bawang bagi manusia Yogya dan dijumpai tanaman bawang putih yang berkualitas,
sehingga mendorong lahirnya toponim Kampung Jetis dan Jetisharjo. Sumber: https://www.google.co.id/maps
Lokasi Kampung
Jetisharjo

