Page 191 - Ebook_Toponim Jogja-
P. 191
Toponim Kota Yogyakarta 173
pendiri Kerajaan Mataram Islam. Kawasan inti Kotagede dibagi menjadi 15 spot, yaitu
Kawasan Dondongan, Situs Jebolan Raden Rangga, Makam Astana Hastorenggo, Situs
Watu Gilang & Watu Gatheng, Situs Benteng Cepuri Kedaton Selatan, Makam Nyi
Melati, Situs Benteng Bokong Semar, Situs Benteng Cepuri Kedaton Timur, Between
Two Gates, Pasar Kotagede, Monumen Pacak Suji, Babon Eniem, Masjid Besar
Mataram, Sendang Selirang, dan Makam Raja-Raja Mataram. Berdasarkan Perda DIY
No. 6/2012 tentang pelestarian warisan budaya dan cagar budaya, Kotagede termasuk
satu dari enam wilayah Kawasan Cagar Budaya (KCB) di DIY disamping Keraton,
Pakualaman, Malioboro, Kotabaru, dan Imogiri.
Kelurahan Prenggan: Kampung Tinalan, Prenggan, dan
Tegalgendu.
1. Kampung Tinalan
Nama kampung Tinalan bermuasal dari kata “tinalang” yang telah mengalami abreviasi
kata. “Tinalang” berasal dari kata dasar “talang” yang mendapat infiks “in”. Dalam kamus
Bausastra Jawa (Poerwadarminta, 1939), “talang” berarti urung-urung (ilèn-ilèn) sing
digawe pring, sèng lsp. kanggo ngilèkake banyu udan lsp atau saluran (aliran) yang dibuat dari
bambu, sèng, dan sebagainya untuk mengalirkan air hujan dan sebagainya. Javaansch-
Nederduitsch Woordenboek (1947) karya J.F.C. Gericke dan T. Roorda juga memaknai kata
“talang” dengan definisi yang hampir sama, yakni pipa dimana air mengalir, tabung,
pipa air (pijp waardoor water vloeit, buis, waterleiding). Menurut tradisi lisan yang ada di
masyarakat Kampung Tinalan, sebelum berubah menjadi permukiman warga seperti
sekarang, daerah ini menjadi tempat pembuangan air melalui pipa-pipa dari bambu.
Pada zaman dahulu merupakan hal yang lazim menggunakan bambu-bambu sebagai
pipa untuk mengalirkan air dari sungai atau sumber air lainnya ke tempat lainnya.

