Page 6 - Masa Demokrasi Terpimpin - Sri Wahyuningtyas, M.Pd
P. 6
begitu, dalam pelaksanaannya Dekon tidak mampu mengatasi kesulitan ekonomi dan masalah
inflasi, Dekon justru mengakibatkan perekonomian Indonesia stagnan. Masalah perekonomian
diatur atau dipegang oleh pemerintah sedangkan prinsip-prinsip dasar ekonomi banyak
diabaikan.
4. Pembangunan Proyek Mercusuar
Keadaan perekonomian semakin buruk karena pembengkakan biaya proyek mercusuar.
Proyek Mercusuar Soekarno adalah proyek pembangunan ibukota agar mendapat perhatian
dari luar negeri. Untuk memfasilitasi Ganefo (Games of the New Emerging Forces) sebagai
tandingan dari Olimpiade, pemerintah membangun proyek besar seperti gedung CONEFO yang
sekarang dikenal sebagai DPR, MPR, DPD DKI Jakarta, Gelora Bung Karno, Hotel Indonesia,
Jembatan Semanggi, pembangunan Monumen Nasional (Monas), dan pusat pertokoan
Sarinah.
Pembangunan Kompleks Olahraga di
Senayan, termasuk Gelora Bung Karno merupakan
proyek yang ambisius pada saat itu. (Sumber:
sejarahri.com).
Kondisi Sosial dan Budaya
1. Larangan pedagang asing di luar ibukota daerah
Dalam bidang sosial, pada masa Demokrasi Terpimpin pernah terjadi konflik antar pedagang
asing, terutama Cina. Pada 1 Januari 1960, para pedagang asing dilarang berdagang di
pedesaan. Akibatnya, banyak di antara mereka yang dipindahkan ke kota. Atas kebijakan
tersebut pemerintah di Beijing memberikan reaksi keras terhadap usaha tentara Indonesia
melarang warga negara asing (etnis Cina) bergerak dalam bidang usaha eceran diluar kota-
kota besar.
2. Kerusuhan di Jakarta
Pada masa Konfrontasi Indonesia-Malaysia, keadaan sosial
Indonesia mulai kacau. Kedutaan besar Inggris dan 21 rumah
stafnya dibakar habis di Jakarta. Sebagai balasan, kedutaan
besar Indonesia di Malaysia juga mengalami kerusakan. Hal ini
berujung pada pemutusan hubungan diplomatik dengan
Malaysia dan Singapura.
Soekarno ketika masa Demokrasi Terpimpin (Sumber: qudsfata.com).
3. Konflik Lekra dengan Manikebu
Dalam bidang kebudayaan, juga terdapat konflik Lekra dan Manikebu. Lekra (Lembaga
Kebudayaan Rakyat) kelompok pendukung ajaran Nasakom sementara Manikebu (Manifesto
Kebudayaan) adalah sekelompok cendekiawan yang anti dengan ajaran tersebut. Kelompok
Manikebu mendukung Pancasila, namun tidak mendukung ajaran Nasakom. Manikebu tidak
ingin kebudayaan nasional didominasi ideologi tertentu. Manikebu kemudian dilarang oleh
pemerintah RI karena dianggap menunjukkan sikap ragu-ragu terhadap revolusi. Tokoh-tokoh
dalam Manikebu antara lain H.B. Jassin dan Taufiq Ismail.
4. Pelarangan musik dan tarian ala Barat
Sekarang kita bisa dengar berbagai musik dan menarikan berbagai tarian dengan bebas
Berbeda dengan masa Demokrasi Terpimpin, segala aspek kehidupan masyarakat berada di
bawah dominasi politik. Bahkan, kelompok seniman Koes Bersaudara (Koes Plus) juga pernah
ditahan oleh pihak Kejaksaan karena dianggap memainkan musik yang kebarat-baratan.
4