Page 24 - AKIDAH DAN ILMU KALAM E-BOOK
P. 24

3. Orang-orang Islam yang tersesat dan telah menjadi kafir itu perlu dibawa

                              kembali  ke  Islam  yang  sebenarnya,  yaitu  Islam  seperti  yang  mereka
                              pahami dan amalkan.


                            4.  Karena  pemerintahan  dan  ulama  yang  tidak  sepaham  dengan  mereka
                              adalah sesat, maka mereka memilih imam dari golongan mereka sendiri.

                              Imam dalam arti pemuka agama dan pemuka pemerintahan.


                            5.  Mereka  bersikap  fanatik  dalam  paham  dan  tidak  segan-segan
                              menggunakan kekerasan dan pembunuhan untuk mencapai tujuan mereka.


                      C.  Aksi Teror Khawarij

                                 Pasca terbunuhnya Khalifah Utsman di rumahnya sendiri akibat ulah
                          Khawarij, sebagaimana yang kita ketahui, kaum Muslimin membaiat Ali bin

                          Abi Thalib sebagai khalifah keempat. Secara umum, Ali dianggap sebagai al-
                          khulafâ‟  ar-râsyidîn  terakhir  yang  secara  de  jure  merupakan  satu-satunya

                          pemimpin  tertinggi  seluruh  umat  Islam.  Namun  demikian,  secara  de  facto,
                          kekuasaan Ali tak pernah mencakup wilayah Syam, daerah yang sudah lama

                          dipimpin oleh Mu‟awiyah bin Abi Sufyan (Muhammad Khaldun, Ta‟addudal-

                          Khulafâ‟ wa Wahdatal-Ummah Fiqhanwa Târîkhanwa Mustaqbalan, 74). Hal
                          ini  disebabkan  oleh  tindakan  Mu‟awiyah  yang  menuntut  Khalifah  Ali  agar

                          menghukum  para  Khawarij  yang  terlibat  dalam  pembunuhan  Utsman.

                          Gagalnya  kubu  Khalifah  Ali  dengan  kubu  Mu‟awiyah  untuk  mencapai
                          kesepakatan  akhirnya  menimbulkan  perang  saudara  yang  dikenal  sebagai

                          perang  Shiffin.  Perang  besar  antar  sesama  kaum  muslimin  ini  bisa  dibilang
                          imbang  sehingga  hanya  menyebabkan  korban  besar  berjatuhan  dari  kedua

                          kubu. Akhirnya atas inisiatif Amr bin Ash, pasukan dari Syam yang berada di
                          kubu Mu‟awiyah mengangkat mushaf di ujung tombaknya dan berkata:


                                        ْ
                               ْ
                                                      ّ
                              ِ ساَّفُولاّ َيِ٘ك ِ شْشُولا ِداِ ِ جِل  ْ ي َ هّ ؟ ِ سُْغِثلِل  ْ ي َ وَف  ُ طاٌَّلا ٌَِٖف ْذَق ْنُوٌَْ٘تّ اٌٌَْ٘ت اَزَُ
                                                                            َ
                                                                           َ
                                                                       َ
                                                 َ
                                           َ
                                                                          َ
                                 َ
                                                                 َ
                          “Inilah  yang  terjadi  di  antara  kita;  Orang-orang  telah  terbunuh.  Maka  siapa
                          yang  menjaga  pos  pertahanan?  Siapa  yang  akan  berjihad  melawan  kaum
                          musyrik dan orang kafir?” (Ibnu Katsir, al-Bidâyah wan-Nihâyah, VII, 272)
                          pasukan dari Iraq di kubu Ali mengiyakan ajakan arbitrase tersebut meskipun
                          Khalifah  Ali  tegas  menolak  gagasan  tersebut.  Bagi  Khalifah  Ali,  seruan


                                                           16
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29