Page 26 - AKIDAH DAN ILMU KALAM E-BOOK
P. 26
tobati." Ali menjawab: "Itu bukan dosa melainkan ketidakmampuan berpikir
dan kelemahan dalam bertindak. Aku sudah membahas itu dan melarangnya
sebelumnya". Kemudian Zur'ah bin al-Barajberkata: "Demi Allah, wahai Ali!
Apabila engkau tak meninggalkan mengangkat hakim atas kitabullah, maka
aku akan memerangimu. Dengan hal itu aku akan mencari keridhaan Allah."
(at-Thabari, Tarikh at-Thabari, V, 72) Namun Khalifah Ali tetap melanjutkan
arbitrase sebab telah ada perjanjian yang disetujui kedua belah pihak.
Kemudian terjadilah arbitrase yang ternyata menghasilkan keputusan untuk
mengangkat Mu‟awiyah sebagai khalifah berikutnya. (As-Suyuthi, Târîkhal-
Khulafâ‟, 15). Melihat kenyataan itu, kaum Khawarij lagi-lagi tak menepati
komitmen mereka. Mereka menolak hasil arbitrase dan memerangi semua
pihak yang kemudian menerima hasil tersebut yang sejatinya adalah desakan
mereka sendiri. Imam Abu Musa al-Asy‟ari menceritakan perkataan mereka
kepada Sayyidina Ali sebagai berikut:
خذع ىبف جاغثلا نُّ نُْوكاح لقٗ نلّ الله شهأ ٔلا ءٖفذ ٔرح ٖغثذ ٖرلا اْلذاقف :ٔلاعذ الله لاق :اْلاقّ
اٌلذاقّ اًزتاً لَّاّ ن٘ونرلا ٔلا نِرثجأ را شفولات غفً ٔلع خسشقأّ نِلارق ٔلا
“Mereka berkata: “Allah berfirman „hendaklah yang melanggar perjanjian itu
kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah‟, bukan berfirman
maka angkatlah hakam, padahal mereka adalah pemberontak. Kamu harus
kembali memerangi mereka dan mengaku telah kafir ketika kamu menyetujui
arbitrase. Bila tidak, maka kami akan menurunkanmu dan memerangimu.”
(Abu Musa al-Asy‟ari, Maqâlâtal-Asy‟âriyyîn, 4)
Puncak aksi Khawarij itu adalah majunya seorang Khawarij bernama
Abdullah bin Muljam untuk membunuh Sayyidina Ali. Ia menyerang Ali yang
hendak shalat subuh dan berhasil melukai dahi beliau hingga parah dan
akhirnya meninggal. Ketika dieksekusi, Ibnu Muljam sama sekali tak
mengeluh sakit ketika kedua tangan dan kakinya dimutilasi dan matanya
ditusuk. Ia malah membaca Surat al-„Alaq hingga khatam. Kemudian tatkala
lidahnya hendak dipotong, barulah ia mengeluh lantaran merasa sedih tak bisa
mati dalam keadaan berdzikir pada Allah. Dahi Ibnu Muljam terlihat hitam
sebab banyak sujud. (Ibnul Jauzi, TalbîsIblîs, 85). Bagi para Khawarij lainnya,
Ibnu Muljam bagaikan sosok pahlawan. Mereka memuji aksi Ibnu Muljam
tersebut dan menganggapnya sebagai orang yang menjual dirinya sendiri demi
18